KETUBAN PECAH DINI
Definisi
Ketuban
pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau dimulainya
tanda inpartu
Diagnosis
Diagnosis
ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan inspekulo.
Dari anamnesis didapatkan penderita merasa keluar cairan yang banyak secara
tiba-tiba. Kemudian lakukan satu kali pemeriksaan inspekulo dengan spekulum
steril untuk melihat adanya cairan yang keluar dari serviks atau menggenang di
forniks posterior. Jika tidak ada, gerakkansedikit bagian terbawah janin, atau
minta ibu untuk mengedan/batuk.
Pemeriksaan dalam sebaiknya tidak
dilakukan kecuali akan dilakukan penanganan aktif(melahirkan bayi) karena dapat
mengurangi latensi dan meningkatkan kemungkinan infeksi.
Pastikan
bahwa:
- Cairan tersebut adalah cairan amnion dengan memperhatikan:
- Bau cairan ketuban yang khas
- Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif palsu
- Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika mengamati sekret servikovaginal yang mengering
- Tidak ada tanda-tanda in partu Setelah menentukan diagnosis ketuban pecah dini, perhatikan tanda-tanda korioamnionitis
Faktor predisposisi
• Riwayat
ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
• Infeksi traktus genital
• Perdarahan antepartum
• Merokok
• Infeksi traktus genital
• Perdarahan antepartum
• Merokok
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
- Berikan eritromisin 4×250 mg selama 10 hari.
- Rujuk ke fasilitas yang memadai.
b. Tatalaksana Khusus
- Di RS rujukan, lakukan tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan:
>34
minggu:
o Lakukan
induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
24-33
minggu:
o Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
o Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
o Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
o Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu, bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi preterm).
o Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
o Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
o Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
o Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu, bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi preterm).
<24 minggu="" span="">24>
o Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
o Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
o Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis (lihat bab 4.11).
o Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
o Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
o Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis (lihat bab 4.11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar