BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sindroma
akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang sering disebut dengan Stroke,
merupakan penyebab utama kecatatan pada kelompok usia 45 tahun ke atas. Stroke
sering menimbulkan permasalahan yang kompleks baik dari segi kesehatan,
ekonomi, sosial, serta membutuhkan penanganan yang komprehensif termasuk upaya
pemulihan dalam jangka lama bahkan sepanjang sisa hidup penderita. (Hendra
Utama 2010)
Menurut
WHO bahwa stroke merupakan gejala gejala defisit fungsi susunan saraf yang
diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan dari yang lain. Stroke
juga termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai
dengan kematian jaringan otak yang terjadi karena kurang aliran darah dan
kurang aliran oksigen ke otak.
Pada
umumnya stroke ini di bagi atas dua golongan besar (1) stroke hemoragik yaitu
pembuluh darah otak pecah sehingga aliran darah merembes masuk ke dalam suatu
daerah otak dan merusak fungsinya. Sebagian besar kasus stroke terjadi secara
mendadak, sangat cepat, dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit dan
selanjutnya akan bertambah buruk akibat bertambah luasnya jaringan otak yang
mati. (2) Stroke non Hemoragik yaitu
aliran darah ke otak terhambat akibat penumpukan kolesterol pada dinding
pembuluh darah (aterosklerosis) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah ke otak. (Suiraoka 2015)
Stroke
sangat berdampak buruk bagi penderitanya karena stroke dapat menyebabkan edema
atau pembengkakan di otak. Hal ini jelas sangat berbahaya karena ruangan
tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak otak dan
memperburuk kelainan neurologis penderita.
Kelainan neurologis ini koma atau stupor dan sifatnya menetap. Banyak
penderita stroke mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya,
namun banyak yang mengalami kelumpuhan fisik dan mental, tidak mampu bergerak,
mengalami gangguan bicara dan kesulitan melakukan aktivitas. (Suiraoka 2015)
Stroke
Haemoragic merupakan masalah medis yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian
nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika serikat sebanyak 10% penderita Stroke
Haemoragic kelemahan yang memerlukan perawatan. Angka terjadinya stroke cukup
tinggi di dunia. Di Amerika saja terdapat 70.000 kasus terjadinya stroke setiap
tahunnya. Kejadian stroke di Amerika Serikat memiliki 1-2 kasus/10.000
pertahun.
(Fransiska
B Bantticaca, 2008).
Menurut Yayasan Stoke Indonesia atau
lebih sering di sebut dengan (YASTROKI) terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah
penyandang stroke di Indonesia dalam beberapa tahun terahir. Kecenderungan ini
menyerang generasi muda yang masih produktif.
Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta
dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Peningkatan jumlah
penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan
kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Meskipun upaya pencegahan telah menimbulkan penurunan pada kejadian stroke dalam
beberapa tahun terahir, stroke adalah
peringkat ke 3 penyebab kematian dengan laju moralitas 18% sampai 37% untuk
stroke pertama dan sebesar 62% untuk stroke selanjutnya terdapat kira- kira 2
juta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai beberapa kecacatan. Dari
angka ini 40% memerlukan bantuan
aktivitas kehidupan sehari hari. (Karel Dourman 2013)
Data rekam medik di Rumah Sakit Umum
Dr.Pirngadi Medan pada tahun 2009 juga
menunjukkan bahwa data penderita stroke yang rawat inap yang meninggal sebanyak
114. Penderita rawat inap yang meninggal termuda umur 32 tahun, tertua 86
tahun. Kelompok umur tertinggi 64 sampai 71 tahun, dengan presentase 27,2% (
laki-laki 14,0 % dan perempuan 13,2%), presentase laki-laki umur tertinngi umur
56-63 tahun 14,9 %. Presentase perempuan tertinggi 64 sampai 71 tahun 13,2%.
Suku batak 54,4%, agama islam 60,5%, pendidikan SLTA tercatat 59,2%, ibu rumah
tangga tercatat 37,6%, status kawin 72,8%, tinggal di kota medan 77,2%. Bagi
para penderita stroke dan pihak keluarga sebaiknya tahu dan tanggap terhadap
gejala-gejala stroke dan segera membawa penderita ke rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan sebelum lewat 6 jam.
Stroke perlu di cegah karena telah
banyak penderita stroke yang meninggal, menjadi cacat seumur hidup. Telah
banyak diketahui tentang mekanisme terjadinya stroke namun masih banyak yang
dapat dilakukan untuk mencegah. Stroke dapat di cegah atau setidak-tidaknya
dapat di undur kemunculannya. (Lumbantobing,
2007)
Dari
latar belakang di atas penulis merasa tertarik sehingga penulis
menulis judul Karya Tulis Ilmiah Asuhan
Keperawatan Pada Gangguan Sistem Persarafan “Stroke Haemoragic” di RSUD Dr.Pirngadi
Medan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan
Umum
Penulis mampu melaksanakan “Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persyarafan “Stroke Haemoragic” Di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
1.2.2
Tujuan Khusus
Penulis
mampu:
1. Melakukan
Pengkajian Keperawatan Dengan Gangguan Stroke Haemoragic Di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Pirngadi Medan.
2. Merumuskan
Diagnosa Dengan Gangguan Stroke Haemoragic Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan.
3. Mampu
membuat Rencana Keperawatan Dengan Gangguan Stroke Haemoragic Di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
4. Melaksanakan
Implementasi Keperawatan Dengan Gangguan Stroke Haemoragic Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Pirngadi Medan.
5. Mengevaluasi
Tindakan yang sudah dilakukan dengan Gangguan Stroke Haemoragic Di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
6. Mendokumentasikan
semua Tindakan Keperawatan Dengan Gangguan Stroke Haemoragic Di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.
1.3 Ruang Lingkup
Penulisan
Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mengambil satu kasus yaitu:Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persyarafan “Stroke Haemoragic” Di Ruang
Neurologi Lantai III RSUD Dr.Pirngadi Medan.
1.4 Metode Penulisan
Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
metode yang menggambarkan suatu keadaan nyata dengan pendekatan studi kasus dan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:
1. Teknik
Wawancara
2. Teknik
Observasi
3. Pemeriksaan
Fisik
4. Dokumentasi
5. Studi
pustaka
1.5 Sistematika
Penulisan
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB
II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Medis
2.1.1 Defenisi
2.1.2
Anatomi
dan Fisiologi
2.1.3
Etiologi
2.1.4
Phatofisiologi
2.1.5
Pathway
2.1.6
Manifestasi
Klinis
2.1.7
Faktor
Resiko
2.1.8 Komplikasi
2.1.9 Pemeriksaan
Diagnostik
2.1.10 Penatalaksanaan
2.2 Tinjauan Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Diagnosa
Keperawatan
2.1.3 Intervensi dan
Rasionalisasi
BAB III.
TINJAUAN
KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Analisa Data
3.3 Diagnosa Keperawatan
3.4 Proses Keperawatan
3.5 Catatan Perkembangan
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1
Pengkajian
4.2
Diagnosa Keperawatan
4.3
Intervensi
4.4
Implementasi
4.5
Evaluasi
BAB V. KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar