1.
KONSEP ADMINISTRASI PENDIDIKAN
a.
Pengertian Administrasi
Secara konseptual administrasi
pendidikan terdiri dari dua kata yang masing-masing punya pengertian tersendiri
yaitu administrasi dan pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa administrasi
pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pembinaan,
pengembangan dan pengendalian usaha dan
praktek-praktek pendidikan. Oleh karena itu, sebelum menguraikan apakah
administrasi pendidikan itu, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apakah
yang dimaksud dengan administrasi.
Kata administrasi menurut Daryanto ( 2011 : 1 ) berasal dari bahasa
latin “ad” dan “ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti
“melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi merupakan pelayanan
dan pengabdian terhadap subjek tertentu.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas tentang pengertian administrasi, berikut beberapa pengertian
administrasi menurut para ahli :
1)
Daryanto ( 2011 : 7 ) : adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu
tujuan, atau proses penyelenggaraan
kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
2)
Trisna ( dalam Daryanto, 2011 : 7) : adalah keseluruhan proses
penyelenggaraan dalam usaha kerja sama dua orang atau lebih dengan secara
rasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efisien.
3)
Ngalim Purwanto ( 2010 : 1 ) : adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu , melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam
mencapai suatu tujuan.
4)
Syaiful Sagala ( 2009 : 26 ) : adalah rangkaian kegiatan bersama
sekelompok manusia seacara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau
misi organisasi agar dapat terlaksana, suatu usaha dengan suatu tujuan tertentu
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian administrasi
tersebut, maka dalam setiap kegiatan
administrasi terdapat beberapa unsur yang selalu kait-mengait satu sama lain.
Unsur pokok di dalam administrasi yang dimaksud adalah :
· Adanya sekelompok manusia yang
tergabung dalam satu organisasi
· Proses yang dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
· Adanya sumber daya dan sumber dana
· Rangkaian kegiatan atau adanya proses
· Proses dilakukan secara efektif dan
efisien
Dengan mengemukakan unsur-unsur tersebut
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian administrasi adalah suatu
proses kerja sama antara orang-orang dengan menggunakan sumber dana dan sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
b.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan diartikan oleh beberapa tokoh
pendidikan sebagai berikut :
1)
Suparlan Suhartono ( 2009 : 80 ) : merupakan system proses perubahan
menuju pendewasaan, pencerdasan, dan pematangan diri.
2)
Chalijah Hasan ( 1989 : 19 ) : adalah bantuan yang diberikan dengan
sengaja kepada anak dalam pertumbuhan jasmani dan rohaninya untuk mencapai
tingkat dewasa.
3)
Ahmad D Marimba ( 1989 : 19 ) adalah bimbingan dan pimpinan secara sadar
oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.
4)
Abdurrahman An-Nahlawi ( dalam Daryanto, 2011 : 5 ) adalah proses yang
mempunyai tujuan sasaran dan objek.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh
para ahli di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan :
· Suatu usaha pembentukan kepribadian
dan kemampuan anak dalam menuju kedewasaan
· Suatu bimbingan yang diberikan kepada
anak dalam pertumbuhannya
· Suatu usaha dalam mencapai tujuan
Setelah melihat pengertian administrasi
dan pendidikan, maka nampak jelas bahwa pendidikan dapat berjalan dengan baik
dalam pencapaian tujuan diperlukan administrasi untuk mengatur atau mengelola
kerja sama secara sistematis melalui tahapan-tahapan secara terpadu. Maka
semakin jelas pentingnya administrasi bagi kehidupan manusia termasuk dalam
bidang pendidikan
c.
Pengertian Administrasi Pendidikan
Untuk memperluas pemahaman tentang
pengertian administrasi pendidikan berikut ini dikemukakan beberapa batasan
atau definisi yaitu :
1)
Ngalim Purwanto ( 2010 : 4 ) : Administrasi pendidikan adalah segenap
proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesutu, baik personal, spiritual
maupun material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.
2)
Daryanto ( 2011 : 12 ) :
Administrasi pendidikan adalah tindakan mengkoordinasikan perilaku manusia
dalam pendidikan agar sumber daya yang ada dapat ditata sebaik mungkin sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.
3)
Syaiful Sagala ( 2009 : 39 ) : Administrasi pendidikan adalah suatu
proses atau peristiwa mengkoordinasikan sejumlah kegiatan yang saling
bergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok baik kegiatan yang berada
pada pemerintahan maupun satuan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
4)
Dadang Suhardan ( 2010 : 30 ) : Administrasi pendidikan adalah disiplin
ilmu yang mempelajari usaha kerja sama dengan melibatkan segenap sumber daya
yang ada untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
5)
Djam’an Satori ( dalam Uhar Suharsaputra, 2010 : 12 ) : administrasi
pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan
memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dengan memperhatikan berbagai definisi
di atas, dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses
kerja sama oleh sejumlah orang yang memanfaatkan semua sumber dan fasilitas
yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
2.
TUJUAN KAJIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Tujuan kajian administrasi pendidikan
dapat ditegaskan oleh beberapa ahli diantaranya :
1)
Syaiful Sagala ( 2009 : 45 ) : adalah menyediakan dasar konseptual
dengan mendefinisikan administrasi dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan
pendidikan/untuk membentuk pemahaman dan memiliki keterampilan dalam bidang administrasi
pendidikan. Keterampilan ini perlu dimiliki, untuk menunjang efektifitas dan
efisiensi tugasnya atau pimpinan sekolah, dengan memahami kebutuhan-kebutuhan
sekolah yang harus disediakan oleh pemerintah, penyelenggara program sekolah,
dan bagaimana sekolah itu dikelola sampai pada batas kualitas yang ditentukan.
2)
Daryanto ( 2011 : 17 ) : adalah agar semua kegiatan itu mendukung
tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi digunakan di
dalam dunia pendidikan adalah agar tujuan pendidikan tercapai. Apabila
administrasi pendidikan ini semakin baik, semakin yakin pula tujuan pendididkan
itu akan tercapai dengan baik.
3)
Sergiovanni dan Carvar ( dalam Daryanto, 2011 : 17 ) : ada 4 tujuan
administrasi, yaitu : efektivitas produksi, efisisensi, kemampuan menyesuaikan
diri ( adaptiveness ), dan kepuasan kerja. Keempaat tujuan tersebut menentukan
keberhasilan suatu penyelenggara sekolah.
Berdasarkan rumusan administrasi
pendidikan dan tujuan kajian administrasi pendidikan yang telah dijelaskan di
atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kajian administrasi pendidikan adalah
agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan dengan kata lain
administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dalam hal ini administrasi pendidikan memberikan
keterampilan dan pengetahuan kepada pimpinan sekolah dalam melaksanakan
kepemimpinan sekolah agar tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan bersama dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Tanpa adanya administrasi dan kepemimpinan yang baik, sulit kiranya bagi
sekolah untuk berjalan lancar menuju ke arah tujuan pendidikan dan pengajaran
yang seharusnya dicapai sekolah.
Semua kegiatan sekolah akan dapat
berjalan lancar dan berhasil baik jika pelaksanaannya melalui proses-proses
yang menuruti garis fungsi-fungsi administrasi pendidikan. Menurut Ngalim
Purwanto (2010 : 14 ) fungsi-fungsi administrasi tersebut adalah :
1)
Perencanaan (planning)
Perencanaan
adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang
tertuju pada tercapainya maksud-maksud dan tujuan pendidikan
2)
Pengorganisasian (organizing)
Organisasi
adalah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga
terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan
pendidikan
3)
Pengoordinasian (coordinating)
Koordinasi
adalah aktivitas membawa orang-orang material, pikiran-pikiran, teknik-teknik
dan tujuan-tujuan ke dalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai
tujuan
4)
Komunikasi
Komunikasi
adalah setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan
perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi
5)
Supervisi
Supervisi
sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk
menentukan kondisi-kondisi yang esensial yang akan menkamin tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan
6)
Kepegawaian
Kepegawaian
yang menjadi titik penekanan ialah persona itu sendiri, aktivitas yang
dilakukan di dalam kepegawaian antara lain menempatkan dan membimbing personel
7)
Pembiayaan (budgeting)
Pembiayaan
harus sudah dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya
8)
Penilaian (evaluating)
Evaluasi
adalah aktivitas untuk meneliti sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan di
dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan program yang
telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
Fungsi-fungsi
pokok tersebut satu sama lain sangat erat hubungannya, dan semuanya merupakan
suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan
di atas, nampak bahwa satu fungsi penting dari adminitrasi pendidikan adalah
berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu mulai dari persiapan sampai evaluasi
untuk melihat kualitas dari suatu proses tersebut, dalam hal ini sekolah
merupakan sebuah lembaga pendidikan yang melakukan proses pembelajaran terutama
guru perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik agar tujuan pendidikan
tercapai.
3.
BENTUK PENYIMPANGAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Berikut ini beberapa bentuk penyimpangan
dalam dunia pendidikan yang penulis temukan di lapangan :
1)
Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pasal 3 UUSPN No. 20 tahun 2003 berbunyi : “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Namun proses untuk
mencerdaskan bangsa tersebut sesuai yang diharapkan diantaranya pengadaan buku
online di tiap sekolah. Tujuannya sangat baik agar siswa dapat mengakses ebook
online di sekolah dengan menggunakan perangkat TIK. Dengan demikian siswa tidak asing dengan
teknologi. Namun kenyataannya pengadaan buku online ini justru membesarkan jaraknya
antara siswa yang kaya dan miskin. Bagi siswa yang tidak mampu, mereka tidak
dapat membaca di sekolah apalagi di rumah. Hal ini jelas ebook online tidak
bermanfaat dan akan berpengaruh terhadap tujuan pendidikan. Padahal dalam
pengadaan ebook online ini mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
2)
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah mengeluarkan
kebijakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Namun dengan adanya
sekolah RSBI ternyata hanya menghalalkan pungutan berbiaya mahal. Terjadi
kesenjangan bagi siswa yang kaya dan miskin apalagi diterapkannya bahasa
inggris sebagai bahasa pengantar karena yang dianggap maju dan hebat adalah
mereka yang menguasai bahasa inggris dan mengabaikan bahasa Indonesia terlebih
daerah. RSBI telah mengingkari sumpah pemuda yang menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa modoearn.
3)
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru
yang telah memenuhi persyaratan, diantarnya kualifikasi akademik minimal
S1/D-IV dengan ijazah dan pemenuhan persyaratan relevansi mengacu pada jejang
pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Maksudnya mengajar
sesuai denga ijazah yang dimiliki. Sertifikasi guru tersebut bertujuan untuk
menentukan kelayakan guru dalalm melaksanakan tugas sebagai pendidik
professional. Kenyataan di lapangan pemberian sertifikasi guru tersebut tidak
sesuai dengan ijazah. Dengan alasan situasi dan kondisi pemberian sertifikat
tidak sesuai dengan ijazah yang dimiliki. Hal ini dikhawatirkan akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran di sekolah yang akhirnya tujuan
pendidikan tidak teracapai.
4)
Tujuan pendidikan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 3 bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreataif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Namun di lapangan banyak bukti justru membuat siswa tidak mandiri dan
bertanggung jawab. Dengan adanya sontek menyontek yang dilakukan oleh para
siswa dalam ujian, lebih parah lagi tatakala sontek menyontek itu dilakukan
secara masal dan diketahui atau dikomando oleh para guru dan kepala sekolah.
Guru dan kepala sekolah yang seharusnya mengajari para siswanya agara menjadi
jujur, disiplin, ternyata justru melakukan kebijakan yang sangat berlawanan
dengan prinsip dan hakekat pendidikan.
5)
Penyimpangan yang masih berhubungan dengan pasal 3 UUSPN No. 20 Tahun
2003, ditemukan ada beberapa sekolah membentuk tim sukses dalam pelaksanaan
ujian nasional. Tim ini bertujuan agar seluruh siswa dapat lulus 100 Hal ini
dilakukan agar terlihat bahwa sekolah tersebut termasuk sekolah yang sukses dan
berhasil karena telah meluluskan seluruh siswanya. Jelas hal tersebut sangat
tidak menjadikan siswa menjadi siswa yang kreatif, mandiri dan
bertanggungjawab.
6)
Secara umum program Bantuan Operasioanl sekolah (BOS) bertujuan untuk
meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib
belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus bertujuan diantaranya membebaskan
pungutan dalam bentuk apa pun. Kenyataan di lapangan masih ditemukan
sekoah-sekoah yang menjual buku penunjang berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS).
Demikian pula dalam penggunaan dana BOS ditemukan adanya laporan yang tidak
sesuai dengan penggunaan.
7)
Adanya manajemen berbasis sekolah yang bertujuan mewujudkan
demokratisasi dalam pendidikan. Hal ini mempunyai dampak semakin banyaknya
biaya pendidikan yang ditanggung orang
tua murid dan akses pendidikan bagi rakyat miskin untuk menyekolahkan
anaknya ke sekolah favorit menjadi sangat kecil.
Bentuk-bentuk penyimpangan dalam dunia
pendidikan yang dijelaskan di atas sebenarnya masih dapat diperbaiki dengan
kerja sama seluruh pihak terutama kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
kementrian pendidikan dan kebudayaan. Berikut ini alternative yang dapat
diterapkan untuk mengatasi penyimpangan dalam dunia pendidikan :
1)
Pengadaan Ebook Online hanya sebagai solusi alternative untuk sebagian
kecil masyarakat. Sebaiknya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menghidupkan
perpustakaan sekolah. Adanya perpustakaan sekolah seluruh siswa dapat
memanfaatkan buku tersebut dan dapat di bawa ke rumah sehingga mereka bebas
membaca tanpa mengeluarkan biaya.
2)
Sekolah yang bertaraf Internasional (RSBI) sebaiknya dihapus karena
hanya menghalalkan pungutan liar. Kenyataan di lapangan walaupun sekolah
tersebut sudah RSBI atau SBI ternyata lulusannya tidak jauh berbeda dengan
kualitas sekolah biasa.
3)
Sertifikasi guru sebaiknya ditinjau kembali terutama bagi mereka yang
mengajar tidak sesuai dengan ijazah yang dimiliki. Walaupun terpaksa harus
mengajar pelajaran yang tidak sesuai sebaiknya diadakan pelatihan-pelatihan
yang sesuai dengan sertifikasi profesional atau mata pelajaran yang diberikan.
4)
Untuk menentukan kelulusan suatu sekolah alangkah baiknya ditentukan
oleh sekolah tersebut, karena yang mengetahui tentang siswanya adalah sekolah
tersebut bukan ditentukan oleh nilai ujian nasional. Hal ini untuk menghindari
terjadinya istilah sontek menyontek masal. Dengan demikian untuk menjadikan
siswa yang kreatif dan bertanggung jawab akan terwujud.
5)
Dalam penyaluran dana BOS harus secara transparan dan benar-benar
diawasi oleh seluruh pihak yang terlibat
6)
Untuk mengatasi anak putus sekolah pemerintah harus benar-benar
memperhatikan mereka dengan membebaskan segala biaya dan diharapkan dapat masuk
ke sekolah favorit tanpa biaya.
Dengan beberapa masukan yang dikemukakan
di atas mudah-mudahan dapat mengatasi beberapa penyimpangan yang terjadi di
dunia pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto. 2011. Adminstrasi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Hasan, Chalijah. 1989. Dimensi-Dimensi Psikologi
Pendidikan. Surabaya : Al Ikhlas.
Marimba, Ahmad. 1989. Pengantar Filasafat
Pendidikan Islam. Bandung : Al Ma’arif.
Purwanto, Ngalim. 2010. Adminstrasi dan Supervisi
Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan
Kontemporer. Bandung : Alfabeta.
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional.
Bandung : Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan.
Bandung : Refika Aditama.
Suhartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar