Rabu, 24 Februari 2016

MUAL DAN MUNTAH PADA KEHAMILAN



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebanyak 80% ibu hamil mengeluhkan masalah mual atau muntah yang biasa disebut dengan morning sickness. Biasanya masalah ini timbul sekitar 20 minggu usia kehamilan atau pada saat ibu hamil memasuki Trimester 1 kehamilannya.
Morning sickness merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi ibu serta keluarga karena dengan adanya morning sickness dapat menyebabkan tidak enak badan dan mual sehingga dapat mengganggu aktifitas ibu apalagi disertai dengan mual dan muntah yang menyebabkan makanan yang sudah dimakan dikeluarkan kembali.
Walaupun dalam istilah asing diberinama Morning Sickness bukan berarti hanya bisa terjadi pada pagi hari. Pada kenyataannya, banyak juga wanita hamil yang mengalami hal ini di siang atau sore hari, bahkan ada juga yang mengalaminya waktu dini hari setelah melakukan hubungan dengan suami.
Setiap ibu hamil akan memiliki tingkat derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-aoa, taoi ada juga yang merasa mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan morning sickness?
1.2.2 Apa sajakah factor penyebab terjadinya morning sickness?
1.2.3 Bagaimanakan mekanisme terjadinya morning sickness?
1.2.4 Apa sajakah tips dalam mengatasi morning sickness?


1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memperoleh deskripsi tentang :
1.3.1 morning sickness
1.3.2 faktor penyebab terjadinya morning sickness
1.3.3 mekanisme terjadinya morning sickness
1.3.4 tips dalam mengatasi morning sickness 3











BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Morning Sickness
Morning Sickness adalah salah satu tanda kehamilan yang tidak pasti. Dalam kamus kita sering disebut dengan gejala mual-muntah. Biasanya terjadi pada awal bulan kehamilan, yaitu pada trimester I (0-12 minggu), tapi hal ini juga tidak bisa dijadikan dasar untuk setiap wanita hamil. Karena kondisi setiap wanita hamil sangatlah berbeda- beda.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, selain proses perubahan hormon yang cukup signifikan, juga bisa di pengaruhi oleh psikis atau emosional, faktor fisik seperti kelelahan, juga bisa diperparah dengan bau atau aroma tertentu.
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada ibu hamil Trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari (morning sickness) tetapi dapat pula timbul pada malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primi gravida dan 40-60 % pada multigravida.
2.2 Faktor Penyebab Morning Sickness
Morning sickness membuat seorang wanita hamil lebih sulit makan meskipun sudah tersedia makanan favoritnya.
Berikut ini adalah beberapa penyebab umum morning sickness: 4


1) Hormon Progesteron

Peningkatan hormon progesterone dapan mengganggu sistem pencernaan ibu hamil. Sebab hormon ini dapat memperlambat fungsi metabolisme termasuk system pencernaan.
2) HCG

Hormon kehamilan atau yang lebih akrab disebut HCG ini adalah salah satu penyebab morning sickness. Pelepasan hormon ke aliran darah dapat memicu rasa mual.
3) Makanan

Makanan makanan berminyak dan pedas dapat menyebabkan morning sickness pada ibu hamil.Fungsi system pencernaan yang telah menurun akibat hormon akan semakin memburuk saat mendapat asupan makanan yang pedas dan berminyak
4) Peningkatan sensitivitas bau dan rasa

Peningkatan sensitivitas baud an rasa adalah penyebab lain morning sickness. Bau yang pada kondisi normal bisa saja memicu mual dan muntah pada wanita yang sedang hamil.
2.3 Mekanisme Terjadinya Morning Sickness
1) meningkatnya hormon beta-HCG (Human Chorionic Gonadotropin).

Hormon ini merupakan sebuah hormone yang meningkat drastic saat kehamilan. Ketika hormone tersebut meningkat, rasa mual akan cenderung meningkat. 5


2) hormone HCG, hormon estrogen dan progresteron meningkat.

Hormon progesteron ini membuat relaksasi otot polos dan membuat rahim tenang.Karena hormone HCG, estrogen dan progesterone meningkat akibatnya adanya peregangan pada otot uterus.
3) peregangan otot uterus mengakibatkan fluktasi tekanan darah terutama pada saat tekanan darah menurun.

Karena tekanan darah menurun terjadilah relaksasi relatif pada otot saluran pencernaan yang menyebabkan pencernaan kurang efisien.
4) peningkatan asam lambung yang disebabkan lambung kosong atau makan makanan yang salah.

Pada saat lambung kosong ini kita merasa mual muntah dan terjadilah morning sickness pada wanita hamil
2.4 Tips dalam Mengatasi Morning Sickness pada Ibu Hamil
1) Makan yang rutin

Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.
2) Makan makanan yang bergizi

Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit.
3) Jangan terburu bangun dari tempat tidur
6

Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack atau biskuit didekat tempat tidur anda, dan anda dapat memakannya dahulu sebelum anda mencoba untuk berdiri.
4) Hindari makanan berbumbu dan berminyak

Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda.
5) Perbanyak minum air putih dan jus

Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun jus. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.
6) Konsultasi ke dokter

Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukan folat untuk kehamilan anda ini. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter anda sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk vitamin yang akan anda konsumsi. Dan dokter anda mungkin akan memberikan obat untuk mual bila memang diperlukan.
7) Konsumsi vitamin B6 secara teratur

Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Sebaiknya Konsultasikan dahulu dengan dokter anda untuk pemakaiannya.
8) Konsumsi obat tradisional

Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa 7

jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya.
9) Istirahat yang cukup

Istirahat dan relax akan sangat membantu anda mengatasi rasa mual muntah. Karena bila anda stress hanya akan memperburuk rasa mual anda. Pakailah waktu anda untuk beristirahat yang cukup dan santai, dengarkan musik, membaca buku bayi atau majalah kesayangan anda dll. Hadapilah kehamilan anda dengan kebahagian, karena ini adalah anugerahNya. 8

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Morning Sickness adalah suatu keadaan dimana ibu hamil merasa mual dan ingin muntah. Morning sickness biasanya terjadi pada Trimester 1 atau pada awal kehamilan. Setiap ibu hamil pasti mempunyai tingkat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak merasa apa-apa, ada yang merasa sangat mual sehingga mengganggu aktifitas serta nafsu makannya.
Morning sickness disebabkan karena adanya beberapa faktor yaitu HCG,peningkatan hormon progesteron, makanan, serta sensitivitas bau dan rasa.
Untuk meminimalisir rasa mual dan muntah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan mengkonsumsi vitamin B6, istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi, jangan terburu bangun dari tempat tidur, perbanyak minum air putih dan jus, dan sering-seringlah berkunjung ke dokter untuk berkonsultasi.
3.2 Saran
Semoga pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sehingga memberikan setidaknya sedikit pengetahuan yang dapat menjadi inspirasi bagi ibu-ibu hamil mengenai kehamilannya khususnya untuk meredakan gejala yang sering dialami pada Trimester I yaitu morning sickness. 9

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sumut.kemenag.go.id/file/file/HAMIL/iqwx1333699654.pdf
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/kehamilan/tips/10.cara.tangani.morning.sickness/001/005/842/1/1
http://dinnamelanii.blogspot.com/2012/06/mekanisme-morning-sickness.html
http://ibuyanghamil.blogspot.com/2012/04/penyebab-rasa-mual-pada-ibu-hamil.html
http://zahratulfitria.blogspot.com/2012/10/makalah-hiperemesis-gravidarum-atau.html
http://laksmipage.wordpress.com/tag/morning-sickness/

KEHAMILAN

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid terakhir (HPHT). Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu:


a. Triwulan I = Mulai dari konsepsi sampai 3 bulan .


b. Triwulan II = Bulan ke-4 sampai 6 bulan


c. Triwulan III = Bulan ke-7 sampai 9 bulan.


I. Proses kehamilan


Kehamilan terjadi karena adanya pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon). Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh korona radiata dan spermatozoa mempunyai enzim hyaluronidase yang dapat mencairkan korona radiata tersebut sehingga salah satu spermatozoon dapat menembus dinding sel telur. Persenyawaan antara sel telur dan sel mani biasanya terjadi pada ampulla tuba. Setelah persenyawaan tersebut terjadi maka sel telur disebut zygote.


Dalam persiapan untuk perbuahan, baik sel benih pria maupun wanita tersebut mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom maupun sitoplasma. Sel somatik manusia mengandung 23 pasang atau jumlah kromoson yang diploid.Ada 22 pasang kromoson autosom dan 1 pasang kromoson seks. Kalau pasangan kromoson seks tersebut adalah XX, individu tersebut secara genetika wanita, kalau pasangan kromoson seks tersebut XY individu tersebut secara genetika laki-laki. Salah satu kromoson pada tiap pasangan berasal dari ibu dan yang lain berasal dari ayah.


Spormatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur. Untuk dapat membuahi oosit, spermatozoa harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Segera setelah spermatozoa memasuki oosit. Sel telur menanggapi dengan 3 cara yang berbeda yaitu reaksi kontikal dan zona, melanjutkan pembelahan meiosis kedua dan penggiatan metabolik sel telur. Hasil utama pembuahan tersebut adalah pengembalian menjadi jumlah kromoson diploid lagi. Penentuan janin kelamin individu baru dan dimulainya pembelahan Zigot mencapai tingkat 2 sel kira-kira 30 jam setelah pembuahan, tingkat 4 sel kira-kira 40 jam setelah pembuahan. Kira-kira 3 hari setelah pembuhan, sel-sel embrio membelah membentuk manik dengan 16 sel. Sel-sel bagian dalam merula merupakan masa sel dalam yang akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya dan sel-sel sekitar membentuk masa sel luar yang akan menjadi trofoblas yang kemudian ikut membentuk placenta. Hasil pembelahan ini akan bergerak ke arah rongga rahim oleh getaran silia dan kontraksi tuba dan tiba dalam kavum uteri pada stadium blastula. Blastula akan mengalami nidasi ke dalam endometrium yang menyebabkan luka kecil sehingga kadang kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan (tanda Hartman).


Umumnya nidasi pada dinding depan atau belakang rahim dekat fudus uteri. Setelah terjadi nidasi, sel sel trofoblas di atas kutub embrioblas makin menyusup diantara sel epitel mukosa rahim sehingga pada hari ke 8 sebagian blastokista terbenam dalam stroma endometrium dimana pada hari ke 8 ini trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan yaitu silotrofoblas dan sinsitic trofoblas dan embrioblas berdiferensiasi menjadi hipoblas dan epiblas. Pada hari ke 9 blastokista semakin dalam terbenam di dalam endometrium dan luka bekas penembusan pada endometrium ditutup oleh endapan fibin. Blastokista terbenam seluruhnya pada hari ke 11 sampai hari ke 12. Pada saat ini terjadilah sirkulasi uteroplasenta. Menjelang akhir minggu ke 2 sinsitiotropoblas telah memproduksi cukup banyak hormone HCG dimana fungsinya untuk mempertahankan korpus luteum untuk dapat menghasilkan progestenon sendiri. Placenta lengkap terbentuk pada umur kehamilan 16 minggu.


Seiring terbentuknya placenta embrio juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang awalnya terdiri dari 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm sampai terbentuk fetus mulai umur kehamilan 5 minggu yang akhirnya tumbuh dan berkembang. Placenta mempunyai fungsi yang sangat penting bagi embrio yaitu pemberi makanan pada janin, pertukaran produk-produk metabolisme dan gas, pertukaran nutrient dan elektrolit, pemindahan antibodi ibu, produksi hormon dan alat penyaring obat-obatan. Selain placenta, keberadaan amnion juga sangat penting bagi janin yaitu sebagai bantalan pelindung dimana cairan amnion ini akan menyusup goncangan-goncangan, mencegah perlekatan mudigah pada amnion, memberikan ruang gerak pada janin dan pada saat lahir ketuban (amnion) akan membantu membersihkan jalan lahir.





II. Diagnosa Kehamilan


Untuk dapat menegakkan diagnosa kehamilan dilakukan penelitian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan yaitu :


1. Tanda-tanda Dugaan Hamil


a. Amenorrea (tidak dapat haid)


b. Mual dan Muntah (Nausea dan Vomiting)


c. Mengidam (ingin makanan khusus)


d. Tidak tahan suatu bau-bauan.


e. Pingsan


f. Tidak ada selera makan (anoreksia)


g. Lelah (fatigue)


h. Payudara membesar, tegang dan nyeri


i. Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.


j. Konstipasi / obstipasi.


k. Pigmentasi kulit.


l. Epulis yaitu hipertropi dari papil gusi.


m. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.


2. Tanda tidak pasti kehamilan


a. Pembesaran abdomen


b. Perubahan pada organ pelvik


· Tanda chadwik : vulva dan vagina berwarna ungu kebiruan


· Tanda hegar : segmen bawah uterus teraba lunak / lembek


· Tanda piskacek : uterus membesar ke salah satu jurusan


· Tanda godels : servik teraba lunak


· Tanda Braxton hicks : kontraksi intermitten tanpa rasa nyeri pada wanita hamil.


· Tanda ballottement : pantulan yang terjadi setelah uterus teraba.


3. Tanda pasti kehamilan


Tanda pasti kehamilan dan tidak pasti kehamilan tergantung pada perubahan yang dapat dirasakan dan dilihat oleh ibu dan pemeriksaan. Bukti absolute merupakan kenyataan yang dikuatkan oleh janin itu sendiri yang mencakup :


· Terdengar DJJ


DJJ dapat didengar dengan menggunakan funduskup pada umur kehamilan 18-20 minggu dan bisa juga didengar dengan menggunakan system Doppler pada kehamilan 12 minggu. Djj normal yaitu : 120 – 160 x / menit


· Teraba bagian bagian janin


Dapat dirasakan dengan pemeriksaan Leopold


· Pada pemeriksaan USG


Tampak hasil konsepsi (janin) dan DJJ


· Pemeriksaan pergerakan janin


Pemeriksaan janin sering disebut quickening dan yang dirasakan oleh pemeriksaan merupakan tanda pasti kehamilan. Pada primi gerakan janin mulai dirasakan pada minggu ke 18-20 minggu dan pada multi 16-20 minggu .


· Pemeriksaan rontgen


Pada pemeriksaan rontgen terlihat kerangka janin


· Mencatat elektrokardiogram janin


Impuls yang terjadi dalam jantung janin terekam dengan meletakan elektroda dari dari CTG pada abdomen ibu. Ini penting pada kehamilan dengan resiko/komplikasi untuk menentukan kesejahteraan janin.





III. Menentukan usia kehamilan dan tafsiran kehamilan


1. Menentukan usia kehamilan


· Dari HPHT ( Haid Pertama Hari Terakhir )


· Dari Tinggi Fundus Uteri


· Dari saat mulainya terasa pergerakan janin


· Dari saat mulainya terdengar DJJ


· Dari masuk atau tidak masuknya kepala ke dalam rongga panggul Dari USG dengan mengetahui diameter biparietal


· Dengan pemeriksaan amniocentesis.


2. Menentukan tafsiran persalinan


Saat persalinan tergantung dari saat ovulasi dan oleh karena saat ovulasi ditentukan oleh lamanya siklus maka Hukum Naegle menggunakan rumus tanggal + 7 bulan -3 tahun + 1.







IV. Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan.


1. Trimester I.


a. Tidak adanya pertambahan berat badan atau bahkan ada tanda-tanda kurang gizi (malnufrisi).


b. Rasa lelah sampai tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.


c. Keputihan sangat banyak atau warna abu-abu dengan bau busuk atau menyengat.


d. Perdarahan pervaginam.


e. Sakit kepala yang terus berlanjut.


f. Dehidrasi.


g. Demam ≥ 38,5 0 C


2. Trimester II.


a. Keletihan yang berlebihan.


b. Tanda-tanda depresi.


c. Keputihan sangat banyak disertai bau busuk atau menyengat.


d. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)


e. Perdarahan pervaginaan.




f. Rasanyeri hebat di abdomen.


g. Tidak ada penambahan berat badan atau ada tanda dan gejala kekurangan gizi.


h. Nyeri epigastrium disertaidengan sakit kepala, tekanan darah tinggi dan edema patologis.


i. Pusing sampai kehilangan kesadaran.


j. Demam ≥ 38 0 C.


3. Trimester III.


a. Edema pada muka dan badan.


b. Nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat dan tekanan darah tinggi.


c. Dysuria.


d. Keletihan yang berlebihan sampai tidak mampu beraktifitas.


e. Tanda-tanda depresi.


f. Keputihan yang sangat banyak dan berbau menyengat.


g. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah) sebelum aterm.


h. Perubahan visual secara tiba-tiba.


i. Janin tidak bergerak seperti biasanya.


j. Rasa nyeri hebat di abdomen kuadran kanan bawah





PENGERTIAN LMR (Locus Menorus Resisten)


Kehamilan yang disertai riwayat pembedahan atau operasi pada uterus sekali atau lebih misalnya sectio caesaria atau pasca miomektomi pada kehamilan sebelumnya.


I. Indikasi


1. Pada Ibu


· Disproporsi kepala panggul/CPD


· Disfungsi uterus


· Distosia jaringan lunak


· Plasenta previa


2. Pada Bayi


· Janin Besar


· Gawat Janin


· Letak Lintang





II. JENIS SECTIO SESARIA


1. Transperitonialis Propunda


Adalah dilakukan insisi di segmen bawah uterus.Pembedahan ini paling banyak dilakukan dewasa ini.


Keuntungan pembedahan ini :


- Perdarahan luka insisi tidak besar


- Bahaya peritonitis tidak besar


- Perut pada uterus umumnya kuat sehingga bahaya rupture uteri di kemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.


2. Sectio Sesaria Korporal


Dilakukan pada korpus uteri. Pembedahan ini agak lebih mudah untuk dilakukan, hanya dilakukan bila ada halangan untuk melakukan sc transperitonialis profundal atau apabila bermaksud untuk melakukan histerektomi. Pembedahn ini disebabkan oleh lebih besarrnya bahaya peritonitis kira-kirra 4 kali lebih besar bahaya ruptur uteri pada kehamilan yang akan datang, oleh karena itu sesudah sectio sesaria klasik sebaiknya dilakukan sterilisasi/histerektomi.





III. TINDAKAN SECTIO SESARIA DIBAGI MENJADI 2 YAITU :


1. SC Elektif


SC ini direncanakan lebih dulu karena sudah diketahui bahwa kehamilan harus diselesaikan dengan pembedahan.


Keuntungan :


Waktu pembedahan dapat ditentukan oleh dokter yang akan menolongnya dan segala persiapan dapat dilakukan dengan baik.


Kerugian :


Oleh karena persalinannya belum mulai, segmen bawah uterus belum terbentuk dengan baik sehingga menyulitkan pembedahan dan lebih mudah terjadi atonia uteri dengan perdarahan karena uterus belum mulai berkontraksi.


2. Sectio Sesaria tidak terencana


Sectio ini dilakukan dengan segera karena tidak bisa dilahirkan pervaginam atau karena terjadi kegawatan pada ibu dan janin.tindakan ini hanya mengutamakan keselamatan ibu dan bayi.


IV. KOMPLIKASI


1. Komplikasi Ibu


· Perdarahan banyak.


· Luka operasi baru di perut.


· Cedera pada rahim bagian bawah atau cedera pada kandung kemih (robek).


· Pada kasus bekas operasi sebelumnya dapat ditemukan perlekatan organ dalam panggul.


· Emboli air ketuban yang dapat terjadi selama tindakan operasi.


· Infeksi pada rahim/endometritis, alat-alat berkemih, usus, dan luka operasi.


· Nyeri bila buang air kecil, luka operasi bernanah, luka operasi terbuka dan sepsis (infeksi yang sangat berat).


· Ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang


2. Komplikasi Janin


· Depresi susunan saraf pusat janin akibat penggunaan obat-obatan anestesia (fetal narcosis).


· Anak yang dilahirkan tidak spontan menangis mealinkan harus dirangsang sesaat untuk bisa menangis, yang mengakibatkan kelainan hemodinamika dan mengurangi agar score terhadap anak.


· Pengeluaran lender atau sisa air ketuban di saluran napas tidak sempurna.


· Penyakit hyalin membrane disease.


· Trauma persalinan.


· Sistem kekebalan janin tidak segera didapat karena bayi berhadapan langsung dengan lingkungan steril, berbeda pada bayi yang lahir melewati vagina.


V. PENGELOLAAN KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA BEKAS SECTIO CAESAR


1. Seorang wanita yang telah mengalami SC sebaiknya tidak hamil selama 2 tahun.


2. Apabila wanita hamil setelah mengalami SC, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan :


Versi luar tidak boleh dilakukan


Wanita harus dirawat mulai kehamilan 38 minggu


3. Seorang wanita dengan riwayat SC harus melahirkan di RS besar


Wanita diperbolehkan melahirkan pervaginam dengan ketentuan sebagai berikut


· Tidak dibenarkan pemakaian oxytocin dalam kala I untuk memperbaiki his


· Kala II harus dipersingkat : Ibu diperbolehkan mengedan selama 15 menit , jika dalam waktu 15 menit ini bagian terendah anak turun dengan pesat, maka diperbolehkan lagi mengedan selama 15 menit. Jika setelah 15 menit kepala tidak turun dengan cepat dapat dilakukan vacuum extraksi bila syarat-syarat terpenuhi.


VI. PENANGANAN


1. Saat ANC


· Perawatan antenatal seperti biasa, antisipasi kemungkinan komplikasi


· Lebih banyak istirahat saat kehamilan 7 bulan sampai aterm


2. Saat persalinan


· Diharapkan pervaginam kecuali anak pertama letak lintang


· Kalau perlu inisiasi persalinan dengan pemecahan ketuban


· Drip oksitosin bukan kontraindikasi absolute


· Setelah anak pertama lahir, lakukan membuat posisi membujur untuk anak II tunggu his dan lakukan amniotomi. Persalinan bisa spontan , vakum atau berbagai manuver pertolongan letak sungsang tergantung posisi anak II. Versi ektraksi hanya dilakukan pada letak lintang anak II, yang gagal dibuat membujur atau ada indikasi emergency obstetric.






REFERENSI


Gde Manuaba, Prof dr Ida Bagus Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Buku Kedokteran


Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Jakarta : YBP.SP


Arisman. 2014 Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC.


Bobak, Jensen, 2013. Perawatan Maternitas dan ginekologi. Jakarta : EGC.


Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.


sumber http://materi-bidan.blogspot.co.id/2014_12_01_archive.html

PENGERTIAN POST PARTUM BLUES

1. Pengertian  Post Partum Blues
Post Partum Blues adalah gangguan psikologis yang terjadi pada masa post partum yang biasanya muncul kira-kira Pada hari ke- 3 dan ke-5 setelah melahirkan, dimana ibu akan mengalami depresi, mudah menangis dan kurang istirahat yang biasanya disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan progesterone yang tiba-tiba. (Hamilton, PM.1995)
Pada  masa nifas wanita kadang-kadang mengalami kemurungan sehabis melahirkan, gangguan ini berkisar mulai dari bentuk perasaan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidurterganggu. Manifestasinya disebut dengan Post partum Blues
Hal-hal lain yang berkontribusi dengan post partum blues adalah rasa tidak nyaman, kelelahan dan kehabisan tenaga. Denga  menangis, sering dapat menurunkan tekaanan. Bila orang tua mengeri hal ini maka timbul rasa bersalah yang dapat mengakibatkan depresi, untuk itu perlu diadakan penyuluhan sebelumnya, untuk mengetahui bahwa hal ini adalah normal.
2. Penyebab Post Partum Blues
a.       Berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan
b.      Perubahan cara hidup setelah mempunyai bayi
c.       Perubahan peran sebagai ibu
d.      Perubahan hormonal yang cepat
e.       Adanya perasaan kehilangan secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus kepada suatu reaksi perasaan sedih
Kemurungan akan menjadi semakin parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress atau kecemasan yang tidak diharapkan karena adanya ketegangan dalam keluarga atau adanya cara penanganan yang tidak peka oleh petugas.
3.Gejala  Post Partum blues
a.       Gejala Psikologis
Gejala yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarganya dan dari bayinya, sering terjadi di mana peraturan besuknya sangat ketat, kebijaksanaan perawatannya sangat kaku dan tidak membenarkan adanya rawat gabungan (rooming in)
b.      Gejala fisiologis
Perubahan hormone yang cepat terjadi pada saat tubuh kembali ke keadaan sebelum hamil dan saat siklus laktasi sedang dimulai atau ditekan
c.       Gejala fisik
·         Rasa nyeri setelah melahirkan
·         Nyeri Jahitan
·         Pembesaran payudara
·         Kurang tidur
4.Tanda Post Partum Blues
a.       sangat emosional, mudah tersinggung, sensitive
b.      sedih/ khawatir
c.       cemas
d.      merasa hilang semangat
e.       mudah marah
f.       sedih tanpa ada sebab
g.      menangis berulang kali
5.Dampak Post Partum Blues Ibu akan mengabaikan bayinya sehingga bayi tersebut tidak mendapatkan perawatan dan kebutuhan nutrisi bayi tidak terpenuhi :
a.       Kulit bayi mengalami iritasi , karena saat kencing pakaian bayi tidak segera diganti
b.      Berat Badan bayi akan cepat drastis menurun. Karena ibu malas meneteki dan dampak kecemasan ibu dapat mengurangi produksi ASI
c.       Perubahan suhu
d.      Setelah tali pusat diputus bayi harus bernafas sendiri karena pada saatdalam rahim , pernafasan/ pembuangan melalui tali pusat
e.       Mengisap dan menelan tidak optimal dimana refleks-refleks ini belum sempurna sehingga berat badan bayi menurun
6. Cara mengatasi post partum Blues
a.       Memberikan penyuluhan kepada ibu bahwa persalinan dan masa  nifas merupakan hal yang alamiah
b.      Berikan kesempatan kepada ibu untuk bertanya, bicarakan apa yang terjadi selama proses persalinan dan biarkan ibu mengungkapkan apa yang dirisaukannya
c.       Doronglah seorang wanita lain dalam keluarga untuk merawat ibu dan bayinya dengan baik
d.      Biarkan bayi bersama ibunya
e.       Berikan dukungan pada ibu untuk merawat bayinya
f.       Memberikan penyuluhan kepada ibu untuk dapat mengandalkan diri agar perhatian untuk bayinya tidak terabaikan
g.      Memberikan penyuluhan kepada suami dan keluarga untuk mendukung ibu
h.      Menganjurkan ibu untuk sesering mungkin merawat bayinya. Diusahakan sesering ungkin terjadi kontak mata antara ibu dengan bayinya sambil menyusui .
i.        Menyediakan tempat istirahat yang nyaman bagi bayi dan ibu. Ketika bayi istirahat ibu juga ikut istirahat , peluk bayi dan bicaralah lembjut dengannya
j.        Kontak antara kulit bayi dan ibu dapat menurunkan tingkat depresi baik pada ibu maupun pada bayinya.
k.      Melibatkan anggota keluarga lain dalam merawat bayi. Ajak bayi keluar rumah untuk menghirup  udara bersih dan segar, karena hal ini dapat memperbaiki moodnya
l.        Untuk mencegah terjadinya post partum blues lakukan deteksi dini dengan instrument ysng mudah bagi petugas.
7. KIE yang dapat diberikan kepada ibu post partum
a.       Banyak istirahat sebisanya. Tidurlah selama bayi tidur
b.      Hentikan membebani diri sendiri untuk melakukan semuanyasendiri. Kerjakan apa yang dapat dilakukan dan berhenti saaat merasa lelah.
c.       Mintalah bantuan untuk mengerjakan pekrjaan rumah tangga dan bila perlu cari tenaga profesional untuk membantu merawat bayi selama diperlukan
d.      Bicarakan dengan suami atau orang yang dipercaya mengenai perasaan yang dimiliki
e.       Jangan sendirian dalam jangka waktu lama, lakukan aktivitas seperti merawat diri, olah raga seperti biasanya
f.       Sharing dengan ibunda maupun ibu-ibu yang telah berpengalaman
  8.KIE bagi suami
  1. jadilah suami yang penuh pengertian,berikan kasih sayang yang tulus karena emosi istri masih sangat labil dan membutuhkan perhatian lebih
  2. bila memungkinkan ambil cuti untuk membantu istri melewati masa-masa kritis itu
  3. Bantu istri dalam mengurus bayi, bersama-sama dan kompak
  4. Waspadai gejala depresi tanyakan kepada istri dengan halus apakah ia bisa makan dan tidur degan nyaman, tanyakan pula kondisi hatinya dan hal-hal lain sehingga anda bisa mengetahui apakah ditemukan gejala-gejala tersebut pada istri anda.


sumber http://materi-bidan.blogspot.co.id/search/label/PNC

HEPATITIS DALAM KEHAMILAN

PENGERTIAN HEPATITIS DALAM KEHAMILAN
Hepatitis adalah penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati, yang disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C dan virus-virus lain (Arif Mansjoer, 1999: 513). Pada kasus hepatitis B dapat terjadi penularan lewat darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Cairan tubuh ini mencakup ludah, basahan vagina, dan air mani (Susan Klein dan Fiona Thompson, 2008: 427).
Ada 4 macam bentuk kemungkinan perjalanan penyakit hepatitis B, yaitu:
  1. Hepatitis fulminan yang umumnya berakhir dengan kematian 
  2. Hepatitis akut dengan penyembuhan 
  3. Hepatitis akut yang menjadi kronik 
  4. Bentuk laten yang menjadi kronik 

Hepatitis dikatakan kronik bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan. Ada 2 bentuk hepatitis kronik, yaitu:
  1. Hepatitis kronik persisten 
  2. Hepatitis kronik aktif 
Tanda-tanda Hepatitis

Menurut Susan Klein dan Fiona Thompson (2008) tanda-tanda penderita hepatitis adalah:
  1. Tidak ada selera makan 
  2. Merasa lelah dan lemah 
  3. Mata kuning dan kadang-kadang kulitnya juga (khususnya pada telapak tangan, telapak kaki dan kuku-kukunya) 
  4. Rasa sakit di perut atau mual-mual 
  5. Urine berwarna coklat dan feses terlihat keputihan 
  6. Tidak menunjukkan tanda-tanda sama sekali 
Selain itu manifestasi klinik dari hepatitis adalah (Arif Mansjoer, 1999: 513):
  • Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.
  • Stadium ikterik yang berlangsung 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
  • Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warana urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.

Pencegahan

Menurut Arif Mansjoer (1999) pencegahan yang dapat dilakukan terhadap virus hepatitis A yaitu:
Penyebaran secar fekal-oral, pencegahan masih sulit karena adanya karier dari virus tipe A yang sulit ditetapkan.
Virus ini resisiten terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk klorinasi. Sanitasi yang sempurna, kesehatan umum dan pembuangan tinja yang baik sangat penting. Tinja, darah dan urin pasien harus dianggap infeksius. Virus dikeluarkan di tinja mulai sekitar 2 minggu sebelum ikterus


Pencegahan terhadap hepatitis B yaitu:

Dapat ditularkan melalui darah dan produk darah. Darah tidak dapat disterilkan dari virus hepatitis. Pasien hepatitis sebaiknya tidak menjadi donor darah.

Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi. Imunisasi hepatitis B dilakukan pada bayi-bayi setelah dilakukan penyaring HBsAg pada ibu-ibu hamil. Namun saat ini dibeberapa negara, bayi-bayi yang lahir diberi vaksinasi hepatitis B tanpa melakukan pemeriksaan penyaring pada ibunya.


Cara Menangani

Menurut Susan Klein dan Fiona Thompson (2008 : 427) dijelaskan bahwa tidak ada obat yang bisa menyembuhkan hepatitis. Faktanya, obat malah akan menyakiti hati lebih jauh. Namun banyak orang bisa sembuh dari hepatitis B. kesembuhan terjadi bukan karena obat, melainkan karena banyak istirahat, menyantap makanan yang bergizi yang bisa dicerna dan tidak minum alcohol.


Selain itu menurut Arif Mansjoer (1999 : 514) penatalaksanaan hepatitis yaitu:
  • Istirahat
    Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali diberikan pada mereka yang dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk. 
  • Diet
    Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah, sebaiknya diberikan infuse. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30-35 kalori/kg BB) dengan protein cukup (1 g/kg BB). Pemberian lemakn sebenarnya tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecendrungan untuk membatasi lemak, karena disamakan dengan penyakit kandungan empedu. Dapat diberikan diet hati II-III
Medikamentosa 

  • Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan billirubin darah. Kortikosteroid dapat diberikan pada kolestasis yang berkepanjangan.
  • Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.
  • Antibiotik tidak jelas kegunaannya.
  • Jangan diberikan antiemetik.
  • Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecendrungan perdarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penanganan seperti pada koma hepatik

Hepatitis B dan Kehamilan

Menurut Susan Klein dan Fiona Thompson (2008 : 428), jika wanita memiliki tanda-tanda hepatitis B saat hamil, dia harus segera meminta bantuan medis. Di sana dia akan divaksinasi agar bayinya tidak terinfeksi.

ASUHAN KEHAMILAN / ANC (ANTENATAL CARE)

ASUHAN KEHAMILAN / ANC (ANTENATAL CARE)

    I. Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid terakhir (HPHT). Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu:
1  Triwulan I = Mulai dari konsepsi sampai 3 bulan .
2  Triwulan II = Bulan ke-4 sampai 6 bulan
3   Triwulan III = Bulan ke-7 sampai 9 bulan.

        II Proses kehamilan
Kehamilan terjadi karena adanya pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon). Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh korona radiata dan spermatozoa mempunyai enzim hyaluronidase yang dapat mencairkan korona radiata tersebut sehingga salah satu spermatozoon dapat menembus dinding sel telur. Persenyawaan antara sel telur dan sel mani biasanya terjadi pada ampulla tuba. Setelah persenyawaan tersebut terjadi maka sel telur disebut zygote.
Dalam persiapan untuk perbuahan, baik sel benih pria maupun wanita tersebut mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom maupun sitoplasma. Sel somatik manusia mengandung 23 pasang atau jumlah kromoson yang diploid. Ada 22 pasang kromoson autosom dan 1 pasang kromoson seks. Kalau pasangan kromoson seks tersebut adalah XX, individu tersebut secara genetika wanita, kalau pasangan kromoson seks tersebut XY individu tersebut secara genetika laki-laki. Salah satu kromoson pada tiap pasangan berasal dari ibu dan yang lain berasal dari ayah.
Spormatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur. Untuk dapat membuahi oosit, spermatozoa harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Segera setelah spermatozoa memasuki oosit. Sel telur menanggapi dengan 3 cara yang berbeda yaitu reaksi kontikal dan zona, melanjutkan pembelahan meiosis kedua dan penggiatan metabolik sel telur. Hasil utama pembuahan tersebut adalah pengembalian menjadi jumlah kromoson diploid lagi. Penentuan janin kelamin individu baru dan dimulainya pembelahan Zigot mencapai tingkat 2 sel kira-kira 30 jam setelah pembuahan, tingkat 4 sel kira-kira 40 jam setelah pembuahan. Kira-kira 3 hari setelah pembuhan, sel-sel embrio membelah membentuk manik dengan 16 sel. Sel-sel bagian dalam merula merupakan masa sel dalam yang akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya dan sel-sel sekitar membentuk masa sel luar yang akan menjadi trofoblas yang kemudian  ikut membentuk placenta. Hasil pembelahan ini akan bergerak ke arah rongga rahim oleh getaran silia dan kontraksi tuba dan tiba dalam kavum uteri pada stadium blastula. Blastula akan mengalami nidasi ke dalam endometrium yang menyebabkan luka kecil sehingga kadang kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan (tanda Hartman).
Umumnya nidasi pada dinding depan atau belakang rahim dekat fudus uteri. Setelah terjadi nidasi, sel sel trofoblas di atas kutub embrioblas makin menyusup diantara sel epitel mukosa rahim sehingga pada hari ke 8 sebagian blastokista terbenam dalam stroma endometrium dimana pada hari ke 8 ini trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan yaitu silotrofoblas dan sinsitic trofoblas dan embrioblas berdiferensiasi menjadi hipoblas dan epiblas. Pada hari ke 9 blastokista semakin dalam terbenam di dalam endometrium dan luka bekas penembusan pada endometrium ditutup oleh endapan fibin. Blastokista terbenam seluruhnya pada hari ke 11 sampai hari ke 12. Pada saat ini terjadilah sirkulasi uteroplasenta. Menjelang akhir minggu ke 2 sinsitiotropoblas telah memproduksi cukup banyak hormone HCG dimana fungsinya untuk mempertahankan korpus luteum untuk dapat menghasilkan progestenon sendiri. Placenta lengkap terbentuk pada umur kehamilan 16 minggu.
Seiring terbentuknya placenta embrio juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang awalnya terdiri dari 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm sampai terbentuk fetus mulai umur kehamilan 5 minggu yang akhirnya tumbuh dan berkembang. Placenta mempunyai fungsi yang sangat penting bagi embrio yaitu pemberi makanan pada janin, pertukaran produk-produk metabolisme dan gas, pertukaran nutrient dan elektrolit, pemindahan antibodi ibu, produksi hormon dan alat penyaring obat-obatan. Selain placenta, keberadaan amnion juga sangat penting bagi janin yaitu sebagai bantalan pelindung dimana cairan amnion ini akan menyusup goncangan-goncangan, mencegah perlekatan mudigah pada amnion, memberikan ruang gerak pada janin dan pada saat lahir ketuban (amnion) akan membantu membersihkan jalan lahir.
III. Diagnosa Kehamilan
Untuk dapat menegakkan diagnosa kehamilan dilakukan penelitian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan yaitu :
1. Tanda-tanda Dugaan Hamil
a. Amenorrea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama  haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegle.
b. Mual dan Muntah (Nausea dan Vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kelahiran hingga akhir Triwulan pertama. Karena sering terjadi  pada pagi hari disebut morning sickness (sakit gigi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiporemesis.
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan Triwulan pertama.
d. Tidak tahan suatu bau-bauan.
e. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan
f. Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
g. Lelah (fatigue)
h. Payudara membesar, tegang dan nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.
i.   Miksi svring karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
j. Konstipasi / obstipasi  karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid.
k. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid placenta dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dindinfg perut (linea nigra = grisea).
l.   Epulis yaitu  hipertropi dari papil gusi
m.  Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pembesaran abdomen
Pembesaran uterus dan peningkatan tinggi fundus uteri karena pertumbuhan dan perkembangan janin secara langsung juga menyebabkan pembesaran abdomen pada ibu yang disertai dengan regangan pada permukaan kulit abdomen yang terlihat berupa garis-garis tidak teratur yang disebut striae gravidarum.
b. Perubahan pada organ polvik
1.  Tanda chadwik :  vulva dan vagina berwarna ungu kebiruan
2.  Tanda hegar :  segmen bawah uterus teraba lunak / lembek
3.  Tanda piskacek :  uterus membesar ke salah satu jurusan
4.  Tanda godels :  servik teraba lunak
5.  Tanda Braxton hicks : kontraksi intermitten tanpa rasa nyeri pada wanita hamil.
6.  Tanda ballottement :  pantulan yang terjadi setelah uterus teraba.

3. Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan dan tidak pasti kehamilan tergantung pada perubahan yang dapat dirasakan dan dilihat oleh ibu dan pemeriksaan. Bukti absolute merupakan kenyataan yang dikuatkan oleh janin itu sendiri yang mencakup :

1. Terdengar DJJ
DJJ  dapat didengar dengan menggunakan funduskup pada umur kehamilan 18-20 minggu dan bisa juga didengar dengan menggunakan system Doppler pada kehamilan 12 minggu. Djj normal yaitu :  120 – 160 x / menit
2. Teraba bagian bagian janin 
Dapat dirasakan dengan pemeriksaan Leopold 
3. Pada pemeriksaan USG 
Tampak hasil konsepsi (janin) dan DJJ
4. Pemeriksaan pergerakan janin 
Pemeriksaan janin sering disebut quickening dan yang dirasakan oleh pemeriksaan merupakan tanda pasti kehamilan. Pada primi gerakan janin mulai dirasakan pada minggu ke 18-20 minggu dan pada multi 16-20 minggu .
5. Pemeriksaan rontgen 
Pada pemeriksaan rontgen terlihat kerangka janin 
6. Mencatat elektrokardiogram janin
Impuls yang terjadi dalam jantung janin terekam dengan meletakan elektroda dari dari CTG pada abdomen ibu. Ini penting pada kehamilan dengan resiko/komplikasi untuk menentukan kesejahteraan janin 
IV Menentukan usia kehamilan dan tafsiran kehamilan 
1. Menentukan usia kehamilan 
a. Dari HPHT ( Haid Pertama Hari Terakhir )
b. Dari Tinggi Fundus Uteri  
c. Dari saat mulainya terasa pergerakan janin 
d. Dari saat mulainya terdengar DJJ
e. Dari masuk atau tidak masuknya kepala ke dalam rongga panggul 
f. Dari USG dengan mengetahui diameter biparietal 
g. Dengan pemeriksaan amniocentesis.

2. Menentukan tafsiran persalinan 
Saat persalinan tergantung dari saat ovulasi dan oleh karena  saat ovulasi ditentukan oleh lamanya siklus maka Hukum Naegle menggunakan rumus tanggal + 7 bulan -3 tahun + 1

V Perubahan Fisiologis dan psikologis pada wanita hamil 
5.1 Perubahan fisiologi 
1. Sistem Reproduksi 
a. Uterus
- Terjadi hipertropi dan hyperplasia sehinggan berat uterus meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali.
- Permukaannya tidak rata terutama pada daerah implantasi dan insersi placenta 
- Pada minggu pertama istinus uteri mengadakan hipertropi sehingga istinus uteri menjadi panjang dan lebih lunak
b. Cerviks 
Terjadi peningkatan vaskularisasi dan karena pengaruh hormon menyebabkan terjadinya perubahan konsistensi, warna, oedema, hipertropi, hyperplasia, sel sel  servik dan peningkatan sekresi mukosa serviks.
c. Ovarium 
Peningkatan hormone estrogen dan progesteron selama hamil sebagai inhibitor  untuk  FSH sehingga tidak terjadi pertumbuhan folikel dan ovulasi serta corpus luteum dipertahankan.
d. Vagina
Peningkatan vaskularisasi menyebabkan sekresi vagina meningkat, vagina lebih sensitif dan berwarna ungu kebiruan. PH meningkat 3,5 – 6,0
e. Tuba falopii
Tuba mengalami sedikit hipertrofi selama kehamilan. Epitelium mukosa  tuba menjadi gepeng selama kehamilan dibanding dengan keadaan tidak hamil
f. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan  dan menyebabkan robekan serabut elastis dibawah kulit sehingga  timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
2. Sistem kardiovaskuler dan hematologikal
Kardiak output meningkat karena respon terhadap peningkatan tekanan O2 jaringan yang meningkat 30-5 dan konstan. Tekanan daah turun dimana sistolik turun 4-6 mmHg, diastolik turun 8-10 mmHg dengan rata-rata penurunan 6-10 mmHg, sedangkan volume darah ibu meningkat 25% dengan puncak pada kehamilan 32 minggu, WBC meningkat, massa RBC meningkat dan factor pembekuan darah yaitu F I, F VII, F VIII, F IX, F X dan F XI menurun sedikit selama kehamilan.
3. Sistem Pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Ini disebabkan oleh usus yang tertekan kea rah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru akan meningkat, pernafasan lebih dalam dan menggunakan pernafasan dada.
4. Sistem pencernaan
Salivasi meningkat pada Trimester  dan mengeluh mual muntah. Motilitas usus meningkat akibat tonus otot melemah yang dapat menimbulkan obstipasi. Appendiks biasanya bergeser kea rah atas dan agak lateral saat uterus membesar dan seringkali dapat mencapai pinggang kanan. Gejala muntah (emesis gravidarum ) sering terjadi biasanya pada pagi hari disebut morning sickness.
5. Sistem Perkemihan
Perubahan karena meningkatnya vaskularisasi  ke organ-organ dalam pelvis, peningkatan kegiatan ginjal, penekanan kandung kemih oleh uterus yang menyebabkan ibu sering kencing, aktifitas rahim, angiotensin meningkat yang mempengaruhi reabsorpsi Na.

6. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligament melunak. Terjadi sedikit  pelebaran pada ruang persendian dan oleh karena itu perlu mengkonsumsi kalsium. Bisa tejadi ginggivitis akibat hygiene yang buruk disekitar mulut  
7. Sistem integumen dan musculus skeletal
1.  Payudara : hiperpigmentasi pada putting susu dan areola mamae
2.  Kulit : timbul kloasma gravidarum, timbulnya striae, peningkatan aktif kelenjar keringat
3.  Muskuloskletal : terjadi distosis recti abdominalis  karena peregangan dinding otot abdomen
8.  Sistem Endokrin
1.  Kelenjar tiroid : dapat terjadi pembesaran yang diakibatkan karena kebutuhan kalori yang meningkat
2.  Kelenjar hipofise : dapat membesarterutama lobus anterior karena penekanan FSH dan perpanjangan fase luteal.
3.  Kelenjar adrenal
-  Hormon kortisol : menyiapkan dan merangsang proses kehamilan, progesterone menurun
-  Hormon aldosteron :  metabolisme natrium
4.  Kelenjar paratiroid : menghasilkan parathormon yang mengalami hipertiroidisme yang dapat meningkatkan kebutuhan kalsium dan vitamin B
5.  Kelenjar pancreas :  mengalami hiperfungsi karena pada saat kehamilan insulin harus memberi makanan untuk ibu dan bayi. Metabolisme makanan meningkat sehingga kebutuhan insulin meningkat dan kerja pankreas meningkat.
9.   Metabolisme
Kebutuhan metabolisme meningkat untuk kebutuhan ibu  dan janin. Peningkatan berat badan ibu hamil rata-rata 6,5 – 16 kg.
Perubahan metabolic yang mencolok pada ibu hamil yaitu :
1. Metabolisme air
Terjadi retensi air karena turunnya osmolaritas plasma yang diakibatkan oleh pengaturan kembali ambang osmotic untuk rasa haus dan sekresi vasopressin. Jumlah minimum air ekstra yang dapat diharapkan ditahan wanita selama kehamilan normal sekitar 6,5 liter
2. Metabolisme Protein
500 gram protein ditambahkan dalam uterus sebagai protein kontraktif ke payudara terutama di kelenjar-kelenjar  ke darah ibu dalam bentuk hemoglobin dan protein plasma.
3.  Metabolisme karbohidrat
Setelah makan terapat pemanjangan hipoglikemia dan hiperinsulinemia pada wanita hamil pada penekanan glukagon yang lebih besar. Hal ini bertujuan untuk menjamin pemanjangan dan pemeliharaan suplay glukosa kepada janin. Hal ini terjadi disebabkan karena kerja HPL merangsang secara langsung sintesis dan sekresi insulin.
4 Metabolisme Lemak
Pada pertengahan kehamilan terjadi penyimpanan lemak oleh tubuh ibu dan pada kehamilan lanjut ketika kebutuhan nutrisi janin meningkat  maka lemak akan digunakan.
5 Metabolisme mineral
Kebutuhan besi selama kehamilan adalah cukup besar dan sering melebihi jumlah yang tersedia.

5.2.  Perubahan Psikologis
1. Trimester 1
- Segera setelah terjadi perubahan hormone progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pad apagi hari, lenah dan lelah serta terjadi pembesaran payudara. Ibu merasa tidak sehat, membenci kehamilannya, merasa kecewa, penolakan cemas dan sedih serta ibu berharap untuk tidak hamil
- Terjadi penurunan libido pada periode ini. Pada trimester ini seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya hamil.
2 Trimester II
- Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamilnya. Ibu belum merasakan hal ini sebagai beban, ibu sudah dapat menerima kehamilannya dan mulai merasakan gerakan janin yang pertama (quickening) sehingga ibu memiliki dorongan psikologis yang besar  libido meningkat.
3 Trimester III
- Disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
- Ibu merasa khawatir akan timbulnya gejala-gejala yang tidak diinginkan dan cemas terhadap proses persalinannya.

VI. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
a. Kebutuhan Nutrisi
Wanita hamil harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan Ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prasmaturus, inersia uteri, perdarahan pasca salin, sepsis puerpueralis dan lain-lain. Sedangkan makanan berlebihan dapat menyebabkan gemuk. Preeklamsi janin besar dan lain-lain. Ibu perlu minum 6-8 gelas cairan sehari. Peningkatan kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 285 kalori / hari. Makanan yang di kosumsi harus banyak mengandung protein dan diberikan FE (SF 200 mg 3 x sehari). Makanan yang seimbang harus mengandung unsur sumber energi, sumber pembangun dan sumber pengatur.

1. Sumber Energi.
WHO menganjurkan jumlah tambahan energi sebesar 150 kkl sehari pada trimester I, 350 kkl sehari pada trimester II dan III. Sekitar 60% dari seluruh kalori yang diperlukan oleh ibu hamil berasal dari karbohidrat. Sedangkan ibu hamil dianjurkan mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak, tidak lebih dari 20% dari seluruh kebutuhan kalori per hari. Kebutuhan kalori bagi ibu hamil sebanyak 15% dari seluruh kalori yang berasal dari protein.

      2.   Sumber Pembangun.
  Kebutuhan protein akan ibu hamil meningkat sampai 68%. Jumlah protein yang harus tersedia sampai pada akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gram yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta suta janin.Asupan protein tambahan pada ibu hamil sebesar 30 gramsehari.

3. Sumber Pengatur.
1. Kebutuhan zat besi selama kehamilan sekitar 1000 mg dimana 500 mg ditransfer ke janin, 300mg untuk ibu dan 200 mg hilang karena ekskresi. Rata-rata kebutuhan zat besi sehari adalah 7 mg. Pemberian suplemen zat besi kepada ibu hamil minimal 90 tablet (tablet 60 mg zat besi).
2. Asam folat.
Asam folat kebutuhannya selama hamil berlipat ganda.
3. Vitamin-vitamin.
Vitamin B, vitamin C, dan vitamin D juga perlu diperhatikan pemenuhannya untuk menunjang proses penyerapan zat makanan lainnya.

b.   Kebutuhan Eleminasi.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang    mulai membesar sehingga timbul sering kencing. Pada waktu hamil mungkin juga terjadi obstipasi yang disebabkan oleh karena kurang gerak badan.Perislltik usus kurang karena hormon dan tekanan pada rectum oleh kepala. Untuk menghindari terjadinya obstipasi ini sebaiknya makan sayur-sayuran dan buah-buahan, minum yang banyak dan gerak badan yang cukup.

c. Kebutuhan Respirasi.
  Selama kehamilan, fungsi paru tidak mengalami gangguan. Kecepatan pernafasan selama kehamilan tidak mengalami perubahan secara bermakna. Volume tidal selama kehamilan mengalami peningkatan secara progresif dan volume residual mangalami sedikit penurunan. Pernafasan normal 20-24x / menit.

d. Kebutuhan Seksual.
Bila ada riwayat abortus sebaiknya hubungan seksual ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan . Jika dilakukan dengan hati-hati . Koitus sebaiknya dihentikan pada akhir kehamilan karena dapat menimbulkan rasa sakit, perdarahan menimbulkan rasa sakit. Pendarahan menimbulkan kontraksi uterus dan dapat pula menimbulkan infeksi serta memecahkan ketuban.

e. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga selama hamil. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil, pemakaian stagen untuk menunjang otot-otot perut. Sepatu dan alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaikanya jangan dipakai oleh karena titik berat wanita hamil berubah sehingga mudah tergelincirdan jatuh. Selain itu bisa menyebabkan pembendungan vena dan mempercepat timbulnya varices. Kebersihan bada mengurangi kemungkinan infeksi.

f.    Perawatan Gigi.
      Pada TW I mengalami enek dan muntah. Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik sehingga timbul karies dan gingivitis. Jika kerusakan gigi tidak diperhatikan dengan baik bisa terjadi komplikasi seperti nefritis septikimia, sepsis septikimia, sepsis puerpueralis karena infeksi rongga mulut menahun.

g.   Imunisasi.
Ibu hamil yang belum pernah mendapat imunisasi sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin maka perlu mendapat 2 kali suntikan TT dengan jarak minimal satu bulan. Bila sudah pernah maka cukup diberikan sekali dalam kehamilan.

h.   Istirahat atau Tidur.
Ibu hamil perlu istirahat atau tidur paling sedikit 1 jam pada siang hari dengan kaki ditempatkan lebih tinggi dari tubuhnya. Tidur, istirahat dan bersantai sangat bermanfaat bagi ibu hamil, agar tetap kuat dan tidak mudah terkena penyakit. Wanita hamil boleh melakukan pekerjaanya sehari-hari di rumah, dikantor ataupun di pabrik asal bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah hingga pekerjaan harus diselingi dengan istirahat.

VII. Tanda-tanda Ibu Hamil Yang Sehat.
1. Nafsu makan baik.
2. Cukup tenaga dan bersemangat.
3. Tidak pusing-pusing dan tidak mengalami perubahan penglihatan.
4. Tidak mualdan muntah berlebihan.
5. Tidak merasa panas pada saluran kencing ketika buang air.
6. Tidak ada cairan vagina yang berbau.
7. Tidak ada gataal-gatal di vagina.
8. Tidak ada kesulitan nafas.
9. Tidak ada pendarahan pervaginam.
10. Tidak ada nyeri yang berarti pada perut, punggung dan tungkai.
11. Tidak ada bengkak pad tangan dan wajah.

VIII. Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan.
1. Trimester I.
a. Tidak adanya pertambahan berat badan atau bahkan ada tanda-tanda kurang gizi (malnufrisi).
b. Rasa lelah sampai tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Keputihan sangat banyak atau warna abu-abu dengan bau busuk atau menyengat.
d. Perdarahan pervaginam.
e. Sakit kepala yang terus berlanjut.
f. Dehidrasi.
g. Demam ≥ 38,5 0 C.
2. Trimester II.
a. Keletihan yang berlebihan.
b. Tanda-tanda depresi.
c. Keputihan sangat banyak disertai bau busuk atau menyengat.
d. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
e. Perdarahan pervaginaan.
f. Rasanyeri hebat di abdomen.
g. Tidak ada penambahan berat badan atau ada tanda dan gejala kekurangan gizi.
h. Nyeri epigastrium disertaidengan sakit kepala, tekanan darah tinggi dan edema patologis.
i. Pusing sampai kehilangan kesadaran.
j. Demam ≥ 38 0 C.

3. Trimester III.
a. Edema pada muka dan badan.
b. Nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat dan tekanan darah tinggi.
c. Dysuria.
d. Keletihan yang berlebihan sampai tidak mampu beraktifitas.
e. Tanda-tanda depresi.
f. Keputihan yang sangat banyak dan berbau menyengat.
g. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah) sebelum aterm.
h. Perubahan visual secara tiba-tiba.
i. Janin tidak bergerak seperti biasanya.
j. Rasa nyeri hebat di abdomen kuadran kanan bawah.

IX. Masalah Yang Lasim Pada Ibu Hamil TW I dan cara mengatasinya.
9.1. Hidung tersumbat / berdarah.
Penanganan :
- Gunakan vaporizer udara dingin.

9.2. Mengidam
Penanganan :
- Tidak perlu dikhawatirkan, selama diet memenuhi kebutuhan gizi.
- Menjelaskan tentang bahaya makanan yang salah / tidak benar.
- Membahas rencana makanan yang bisa diterima yang mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut culture.

9.3 Sering Buang air Kecil.
Penanganan :
- Kosongkan saat terasa dorongan untuk  kencing.
- Perbanyak minum pada siang hari.
- Jangan kurangi minum di malam hari kecuali jika mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan.
- Batasi minum antideuritik alami seperti teh, kopi, cola.
- Jelaskan tentang posisi berbaring miring ke kiri dengan kaki ditinggikan pada malam hari untuk meningkatkan diurisis.

9.4. Keputihan.
Penanganan :
- Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiaphari.
- Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun, lebih kuat daya serapnya. Hindari pakaian dalamdan pantyhose yang terbuat dari nilon.

9.5. Kelelahan (Fatizue).
Penanganan :
- Yakinkan bahwa hal itu normal terjadi dalam kehamilan.
- Dorong ibu untuk sering beristirahat.
- Hindari istirahat yang berlebihan.

9.6. Rasa Mual / Muntah.
Penanganan :
- Hindari bau atau faktor penyebabnya.
- Makin sedikit-sedikit tapi sering.
- Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur pagi hari.
- Duduk tegak setiap kali selesai makan.
- Hindari makanan berminyak atau berbumbu merangsang.
- Makan-makanan kering dengan minum di waktu makan.
- Minum-minuman berkarbonat.
- Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan gerakan secara tiba-tiba.
- Hindari menggosok gigi segera setelah bangun.
- Minum air herbal.
- Istirahat sesuai kebutuhan.

Masalah Yang Lasim Pada Ibu Hamil TW II Dan Cara Penanganannya.
9.1. Keputihan
Penanganannya :
- Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
- Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun sehingga daya serapnya lebih baik.

9.2. Konstipasi.
Penanganannya ;
- Tingkatkan inteks cairan, serat di dalam diet.
- Membiasakan buang air besar secara teratur.
- Buang air besar segera setelah ada dorongan.
- Melakukan latihan / exercise yang teratur.



9.3. Perut Kembung.
Penanganannya :
- Hindari makan makanan yang mengandung gas.
- Lakukan senam secara teratur.
- Mengunyah makanan secara sempurna.
- Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal.

9.4. Sakit Punggung Bawah dan Atas.
Penanganannya : 
- Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda.
Berjongkok dan bukan membungkuk untuk mengangkat benda-benda agar supaya kaki (paha) yang menahan beban dan bukan punggung yang akan menahan beban dan tegangan.
Lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di depan kaki yang lain pada waktu membungkuk agar terdapat tuas untuk keseimbangan pada waktu bangkit dari posisi jongkok.
- Gunakan Bh yang menopang dan dengan ukuran yang tepat.
- Gunakan bantal pada waktu tidur untuk meluruskan punggung.
- Gunakan kasur yang keras untuk tidur.
- Berlatihlah dengan cara mengangkat panggul, hindari ketidaknyamanan karena pemakaian sepatu hak tinggi, hindari mengangkat beban berat dan keletihan.

9.5. Pusing.
Penanganannya :
- Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
- Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang panas.
- Hindari berbaring dalam posisi terlentang.

9.6. Oedema Dependen.
Penanganannya :
- Hindari posisi berbaring terlentang
- Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan.
- Tinggikan kaki jika bisa.
- Jika perlu ketika duduk atau berdiri sering melatih kaki untuk di tekuk.
- Angkat kaki ketika duduk atau istirahat.
- Hindari kaos kaki yang ketat
- Lakukan senam atau latihan secara teratur.

9.7. Chloasma / Perubahan Warna Kulit.
Penanganannya :
- Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan
- Gunakan pelindung non alergi

9.8. Gusi Berdarah
Penanganannya :
- Berkumur dengan air hangat
- Memeriksa gigi secara teratur
- Jaga kebersihan gigi, menggosok gigi dengan lembut

9.9. Hemorrhoid
Penanganannya :
- Hindari konstipasi
- Makan makanan berserat
- Gunakan kompres dingin, kompres hangat
- Dengan perlahan masukan kembali kedalam rectum jika perlu

9.10. Insomnia /Sulit Tidur
Penanganannya :
- Gunakan teknik rileksasi
- Mandi air hangat, minum- minuman hangat (susu, teh dengan susu) sebelum pergi tidur
- Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
9.11. Varises Pada kaki / vulva
Penanganannya :
- Tinggikan kaki sewaktu berbaring
- Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 90 0 C beberapa kali.
- Jaga agar kaki jangan bersilangan
- Hindari berdiri / duduk terlalu lama
- Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
- Senam (exercise) hindari pakaian dan korset yang ketat
- Jaga postur tubuh yang baik

9.12. Perut Panas
Penanganannya :
- Makan sedikit-sedikit tapi sering
- Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng, makanan yang berbumbu merangsang
- Hindari rokok, kopi, alkohol, coklat (mengiritasi gastrik) hindari berbaring setelah makan dan makan segera sebelum tidur.
- Hindari minum selain air putih saat makan

Masalah Yang Lasim Pada Ibu Hamil TW III serta Cara Mengatasinya.
9.1. Sering buang air kecil (nokturia)
Penanganannya :
- Kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing
- Batasi minum diuretic alami seperti : kopi, teh, cola dengan cafein
- Perbanyak minum pada siang hari dan jangan kurangi minum di malam hari kecuali jika mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan.

9.2. Oedema Dependen
Penanganannya :
- Hindari posisi berbaring terlentang.
- Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan.
- Tinggikan kaki jika dapat.
- Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk / berdiri.
- Angkat kaki ketika duduk  atau istirahat
- Hindari kaos kaki yang ketat
- Lakukan senam/latihan yang teratur

9.3. Striae gravidarum ( garis-garis di perut)
Penanganannya :
-  Gunakan emolien topical antiprurites jika ada indikasinya
      -   Kenakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen

9.4. Insomnia / Sulit Tidur
Penanganannya :
- Gunakan teknik rileksasi
- Mandi air hangat,minum-minuman hangat (susu, teh dengan susu) sebelum pergi tidur
- Melakukan aktivitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur.

9.5. Konstipasi
Penanganannya :
- Tingkatkan intake cairan dan serat di dalam diet
- Membiasakan buang air secara teratur
- Buang air besar segera setelah ada dorongan
- Melakukan senam / latihan yang teratur
- Istirahat yang cukup

9.6. Hemoroid
Penanganannya :
- Hindari konstipasi
- Makan makanan yang berserat
- Gunakan kompres es, kompres hangat
- Dengan perlahan masukan kembali ke dalam rectum jika perlu
9.7. Keputihan
Penanganannya :
- Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
- Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun
- Mengganti pakaian dalam setiap kali basah

9.8. Kram Pada Kaki
Penanganannya :
- Kurangi konsumsi susu (kandungan fasfornya tinggi)
- Berlatih dorsi fleksi pada kaki untuk meregangkan otot-otot yang terkena
- Gunakan penghangat otot

9.9. Nafas Sesak (hiperventilasi)
Penanganannya :
- Jelaskan penyebab fisiologisnya
- Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan di atas kepala serta menarik nafas panjang
- Mendorong postur tubuh yang baik untuk melakukan pernafasan

9.10. Varices Pada Kaki / Vulva
Penanganannya :
- Tinggikan kaki sewaktu berbaring
- Berbaring dengan posisi kaki di tinggikan ± 90 0 beberapa kali sehari
- Jaga agar kakijangan bersilangan
- Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
- Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
- Senam / exercise, hindari pakaian dan korset yang ketat
- Jaga postur tubuh yang baik.



9.11. Perut Panas
Penanganannya :
- Makan sedikit-sedikit tapi sering
- Hindari makanan berlemak, terlalu banyak makanan yang digoreng, makanan yang berbumbu dan merangsang
- Hindari rokok, kopi, alkohol, coklat, (mengiritasi gastrik)
- Hindari berbaring setelah makan dan makan segera sebelum tidur
- Hindari minuman selain air putih saat makan
- Sikap tubuh / postur tubuh yang baik

9.12. Perut Kembung
Penanganannya :
- Hindari makan makanan yang mengandung gas
- Mengunyah makanan secara sempurna
- Lakukan senam secara teratur
- Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal

9.13. Pusing (syncope)
Penanganannya :
- Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
- Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang panas
- Hindari berbaring dalam posisi terlentang

9.14. Sakit Punggung Bawah / Atas
Penanganannya :
- Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda.
Berjongkok dan bukan membungkuk, untuk mengangkat setiap benda agar kaki (paha) yang menahan dan bukan punggung yang akan menahan beban dan tegangan
Lebarkan kaki dan letakan satu kaki sedikit di depan kaki yang lain pada waktu membungkuk agar terdapat tuas untuk keseimbangan pada waktu bangkit dari posisi jongkok
Gunakan Bh yang menopang dan dengan ukuran yang tepat
- Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
- Gunakan kasur yang keras untuk tidur
- Berlatihlah dengan cara mengangkat panggul, hindari ketidaknyamanan karena pekerjaan, sepatu dengan hak tinggi, mengangkat beban berat dan keletihan

9.15. Nyeri Ligamentum rotundum
Penanganannya :
- Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri
- Tekuk lutut ke arah abdomen
- Mandi air hangat
- Gunakan bantalan pemanas pada area yang teras sakit hanya jika diagnosa lain tidak melarang

B. PERAWATAN KEHAMILAN ( ANC )
    I.   Tujuan Antenatal
I.1. Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

      I.2. Tujuan Khusus
1.  Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2.  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit yang secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
     
II. Pelaksanaan ANC
Antenatal care (ANC) hendaknya dilakukan sedini mungkin setelah seorang perempuan merasa dirinya hamil. ANC dilakukan secara teratur dengan jadwal kunjungan sebagai berikut :
1 x 1 bulan sejak awal kehamilan s/d UK28 minggu
2 x 1 bulan UK> 28 mg s/d UK36 minggu
1 x 1 minggu pada UK > 36 minggu
Namun dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bervariasi baik dari segi geografis, sosial, ekonomi, maupun tingkat pendidikan. Maka pemerinth mengeluarkan kebijakan program agar setiap ibu hamilmelakukan kunjungan antenatal paling sedikit 4 kali selama kehamilan dengan jadwal :
1 x pada trimester I ( UK 0 – 12 minggu )
1 x pada trimester II ( UK > 12 minggu – 28 minggu )
2 x pada trimester III ( UK > 28 minggu – lahir )

Berdasarkan jadwal di atas maka dapat dilihat bahwa semakin tua umur kehamilan maka semakin sering pula jadwal kunjungan yang harus dilakukan. Sehingga dengan melakukan ANC secara teratur kelainan atau masalah yang terjadi pada kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin.
Pada setiap kunjungan ibu hamil, seorang bidan harus melakukan pelayanan atau asuhan standar minimal 7 T yang meliputi :
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet zat besi
6. Test PMS
7. Temu wicara dalam rangka perawatan kehamilan, persiapan persalinan dan persiapan rujukan
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah dan komplikasi setiap saat . Sehingga seorang ibu hamil memerlukan pemantauan intensif selama kehamilannya.

III. Pemeriksaan Khusus Obstetri
1. Inspeksi
a. Perut membesar arah memanjang / melebar
b. Adanya linea alba / niga
c. Adanya striae livide / albican 
d. Adanya jaringan parut 
        2.   Palpasi 
*    Palpasi perut untuk menentukan :
a. Besar dan konsistensi rahim
b. Bagian-bagian janin, letak, presentasi
c. Gerakan janin
d. Kontraksi rahim Biaxton hiks dan his

Pada pemeriksaan palpasi, ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat melakukan pemeriksaan terutama pada perut dan payudara. Cara palpalasi yang digunakan adalah menurut leopold dengan variasi:
a. Leopold I
b. Leopold II
c. Leopold III
d. Leopold IV
3. Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi yang di dengarkan adalah denyut jantung janin. Tujuan pemeriksaan :
a. Mendengarkan bunyi jantung bayi dalam kandungan dapat diketahui bayi hidup atau mati.
b. Mendengarkan irama dan menghitung frekwensi bunyi jantung bayi sehingga dapat diketahui apakah bayi dalam kandungan sehat atau ada gangguan.
c. Untuk menentukan area terdengarnya djj yang paling keras (punctum maksimum) sehingga dapat dipastikan presentasi janin dalam kandungan. Disamping itu mengetahui apakah janin didalam kandungan tunggal atau ganda.
Frekwensi yang dihitung adalah :lima detik pertama, lima detik ketiga dan lima detik kelima. Dijumlahkan lalu dikalikan empat.

C. KONSEP ASKEB
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil dilakukan dengan pendekatan manajemen varey. Penerapan 7 langkah manajemen menurut Varney di dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis sebagai berikut :

I. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif, berupa data focus yang di butuhkan untuk menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakan amnanesa, pemeriksaan fisik, penimbangan berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan laboratorium.Jenis data yang di kumpulkan adalah :
a. Data Subyektif yang terdiri dari :
- Biodata ibu dan suami
- Alasan ibu memeriksakan diri
- Riwayat kehamilan sekarang
- Riwayat kebidanan yang lalu
- Riwayat menstruasi
- Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
- Riwayat kesehatan
- Riwayat Biopsikososial spiritual
- Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
Tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data subjektif yaitu dengan anamnesa.
Data subjektif yang mungkin di kumpulkan pada ibu hamil TW I antara lain:  keluhan yang dirasakan ibu seperti mual, muntah, pusing, perut kembung, sering kencing, hidung tersumbat/ berdarah, kelelahan, keputihan dan amenore.
Data subjektif yang mungkin di dapatkan pada ibu hamil TW II antara lain:
- Keluhan yang dirasakan ibu seperti kloasma / perubahan warna kulit, sakit punggung bawah dan atas, pusing, perut kembung, ordema, dependen, gusi berdarah, hemoroid, insomnia, keputihan, konutipasi, varices pada kaki / vulva, perut panas.
Data subjektif yang mungkin didapatkan pada ibu hamil TW III antara lain :
-  Keluhan yang dirasakan ibu seperti oedema dependen, sering buang airkecil, sulit tidur / insomnia, keputihan, kram pada kaki, perut kembung, pusing.

b. Data Objektif
Di dapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan  yang dilakukan oleh pemeriksa dan hasil pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan sistematis, dan obstetric dengan tehnik palpasi, inspeksi, auskultasi, dan perkusi serta hasil pemeriksaan penunjang (lab, roentgen, USG )
Data objektif yang mungkin di dapatkan pada ibu hamil TW I yaitu :
- BB meningkat 1-2 kg dari BB sebelum hamil
- Pada umur kehamilan 12minggu TFU akan teraba 3 jari atas sympisis
- Tekanan darah yaitu sistol menurun 4-6 mmhg dan diastel menurun 8-15 mmhg.
Data objektif yang mungkin di dapatkan pada ibu hamil TW II yaitu :
- BB meningkat 5-5,5 kg pada TW II / 0,5-1 kg setiap minggunya
- Djj terdengar pada UK > 18 minggu dengan funduskup dan Uk > 12 mg dengan dopler.
- TFU dapat diukur dengan pita ukuran kalau UK > 22 mg
- TFU pada UK 16 mg setengah sympisis pusat
- TFU pada UK 20 mg 3 jari bawah pusat
- TFU pada UK24 mg setinggi pusat
- TFU pada UK 28 mg 3jari atas pusat
- Tekanan darah pada UK 20-24 minggu berangsur-angsur meningkat kembali ke kondisi pra hamil.
- Hb akan menurun pada TW II sampai 10,5 gr %

Data objektif yang mungkin didapatkan pada ibu hamil TW III yaitu :
- Setelah UK> 32 mg, volume darah ibu akan meningkat dimana Hb akan kembali pada posisi normal yaitu minimal    11 gr %
- TFU pada UK 32 mg setengah pusat px
- TFU pada UK 36 mg 1-3 jari bawah px
- TFU pada UK 40 mg setengah pusat px atau 3 jari bawah px
- BB akan meningkat 0,5-1 kg setiap minggunya
- Tekanan darah stabil sepeti keadaan sebelum hamil.

II. Interpretasi Data Dasar / Analisa Data
Dalam langkah ini, data subjektif dan data objektif yang sudah di kaji kemudian dianalisa menggunakan teori-teori fisiologis dan teori-teori patologis sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur kehamilan ibu pada saat di beri asuhan. Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusan diagnosis kehamilan.
1. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan olih bidan dalam ruang lingkup praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa Nomenklatur kebidanan yang dapat menjawab 8 pertanyaan keadaan yaitu :
- GAPAH
- Umur kehamilan
- Letak anak bila UK ≥ 36 minggu
- Jumlah janin bila UK ≥ 28 minggu
- Keadaan anak : hidup / mati
- Intra /ekstra uteri
- Penyulit / komplikasi
- Kesan panggul K / P

2. Masalah
Masalah merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan fisiologis kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilannya.

3. Kebutuhan
Merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh ibu atau menurut bidan hal itu harus diketahui oleh ibu tapi tidak dirasakan oleh ibu hamil. Hal yang dibutuhkan oleh ibu hamil dapat berupa informasi / tindakan

III. Merumuskan Diagnosa /Masalah Potensial
Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa dan atau masalah yang di tuntut untuk memikirkan masalah atau diagnosa potensial yang merupakan akibat dari masalah /diagnosa yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila kemungkinan di lakukan pencegahan. Bidan di harapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.


IV. Merumuskan Kebutuhan Akan Tindakan Segera, Tindakan Kolaborasi dan Rujukan
Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal, sehingga nyawa ibu dan janin dapat terselamatkan. Tindakan segera bisa merupakan intervensi langsung oleh bidan bisa juga merupakan hasil kolaborasi dengan profesi lain.

V. Menyusun Rencana Asuhan Yang Menyeluruh
Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kapada diagnosa, masalah asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat di beri asuhan.

VI. Pelaksanaan Asuhan Sesuai Dengan Perencanaan Secara Efisien
Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah di rencanakan  pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan segera, support, kolaborasi, bimbingan, konseling, pemeriksaan dan follow up.

VII. Evaluasi
Pada langkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien telah terpenuhi, masalah yang ada terpecahkan, masalah potensial dihindari, klien dan keluarga mengetahui kondisi kesehatannya dan klien mengetahui apa yang harus di lakukan dalam rangka menjaga kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman 2004, Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC.
Bobak, Jensen, 2005.Perawatan Maternitas dan ginekologi. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta : EGC.
Pusdiknakes WHO, JHPIEGO, 2003. Asuhan Antenatal.
Prawiroharjo, sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bima Pustaka.
Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bima Pustaka.
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri fisiologi Bandung : Bagian Obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.