Rabu, 24 Februari 2016

HEPATITIS DALAM KEHAMILAN

PENGERTIAN HEPATITIS DALAM KEHAMILAN
Hepatitis adalah penyakit infeksi dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati, yang disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C dan virus-virus lain (Arif Mansjoer, 1999: 513). Pada kasus hepatitis B dapat terjadi penularan lewat darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Cairan tubuh ini mencakup ludah, basahan vagina, dan air mani (Susan Klein dan Fiona Thompson, 2008: 427).
Ada 4 macam bentuk kemungkinan perjalanan penyakit hepatitis B, yaitu:
  1. Hepatitis fulminan yang umumnya berakhir dengan kematian 
  2. Hepatitis akut dengan penyembuhan 
  3. Hepatitis akut yang menjadi kronik 
  4. Bentuk laten yang menjadi kronik 

Hepatitis dikatakan kronik bila penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan. Ada 2 bentuk hepatitis kronik, yaitu:
  1. Hepatitis kronik persisten 
  2. Hepatitis kronik aktif 
Tanda-tanda Hepatitis

Menurut Susan Klein dan Fiona Thompson (2008) tanda-tanda penderita hepatitis adalah:
  1. Tidak ada selera makan 
  2. Merasa lelah dan lemah 
  3. Mata kuning dan kadang-kadang kulitnya juga (khususnya pada telapak tangan, telapak kaki dan kuku-kukunya) 
  4. Rasa sakit di perut atau mual-mual 
  5. Urine berwarna coklat dan feses terlihat keputihan 
  6. Tidak menunjukkan tanda-tanda sama sekali 
Selain itu manifestasi klinik dari hepatitis adalah (Arif Mansjoer, 1999: 513):
  • Stadium praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.
  • Stadium ikterik yang berlangsung 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
  • Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warana urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.

Pencegahan

Menurut Arif Mansjoer (1999) pencegahan yang dapat dilakukan terhadap virus hepatitis A yaitu:
Penyebaran secar fekal-oral, pencegahan masih sulit karena adanya karier dari virus tipe A yang sulit ditetapkan.
Virus ini resisiten terhadap cara-cara sterilisasi biasa, termasuk klorinasi. Sanitasi yang sempurna, kesehatan umum dan pembuangan tinja yang baik sangat penting. Tinja, darah dan urin pasien harus dianggap infeksius. Virus dikeluarkan di tinja mulai sekitar 2 minggu sebelum ikterus


Pencegahan terhadap hepatitis B yaitu:

Dapat ditularkan melalui darah dan produk darah. Darah tidak dapat disterilkan dari virus hepatitis. Pasien hepatitis sebaiknya tidak menjadi donor darah.

Usaha pencegahan yang paling efektif adalah imunisasi. Imunisasi hepatitis B dilakukan pada bayi-bayi setelah dilakukan penyaring HBsAg pada ibu-ibu hamil. Namun saat ini dibeberapa negara, bayi-bayi yang lahir diberi vaksinasi hepatitis B tanpa melakukan pemeriksaan penyaring pada ibunya.


Cara Menangani

Menurut Susan Klein dan Fiona Thompson (2008 : 427) dijelaskan bahwa tidak ada obat yang bisa menyembuhkan hepatitis. Faktanya, obat malah akan menyakiti hati lebih jauh. Namun banyak orang bisa sembuh dari hepatitis B. kesembuhan terjadi bukan karena obat, melainkan karena banyak istirahat, menyantap makanan yang bergizi yang bisa dicerna dan tidak minum alcohol.


Selain itu menurut Arif Mansjoer (1999 : 514) penatalaksanaan hepatitis yaitu:
  • Istirahat
    Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali diberikan pada mereka yang dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk. 
  • Diet
    Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah, sebaiknya diberikan infuse. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30-35 kalori/kg BB) dengan protein cukup (1 g/kg BB). Pemberian lemakn sebenarnya tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecendrungan untuk membatasi lemak, karena disamakan dengan penyakit kandungan empedu. Dapat diberikan diet hati II-III
Medikamentosa 

  • Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan billirubin darah. Kortikosteroid dapat diberikan pada kolestasis yang berkepanjangan.
  • Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.
  • Antibiotik tidak jelas kegunaannya.
  • Jangan diberikan antiemetik.
  • Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecendrungan perdarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penanganan seperti pada koma hepatik

Hepatitis B dan Kehamilan

Menurut Susan Klein dan Fiona Thompson (2008 : 428), jika wanita memiliki tanda-tanda hepatitis B saat hamil, dia harus segera meminta bantuan medis. Di sana dia akan divaksinasi agar bayinya tidak terinfeksi.

Tidak ada komentar: