Kamis, 03 Maret 2016

PROSES KEPERAWATAN

3.4. PROSES KEPERAWATAN
Nama              : Ny. A
Umur              : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. RM          : 92.11.68
No
Diagnosa
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Tujuan
Intrvensi
Rasional
1.
Perubahan perfusi jaringan serebral b/d gangguan aliran darah secara oklusif d/d bagian eksremitas susah di gerakkan
Sirkulasi darah otak kembali normal.
§  Monitor tanda-tanda vital.






§  Bandingkan tekanan darah pada kedua lengan.






§  Letakkan kepala lebih tinggi dalam posisi terlentang.





§  Pertahankan keadaan tirang baring, ciptakan lingkungan yang tenang.
§  Untuk mengetahui tanda-tanda vital pasien.




§  Tersumbatnya arteri subklavia dapat dinyatakan dengan adanya perbedaan tekanan pada kedua lengan.

§  Menurunkan tekanan arteri dan meningkatkan renase serta sirkulasi cerebral.

§  Aktivitas yang kontinue dapat meningkatkan TIK.
§  Mengukur tanda-tanda vital pasien
TD: 150/90 mmHg
N: 84 x/i
RR: 20 x/i
S: 36,70C.
§  Mengukur tekanan darah pada kedua lengan, perawat tidak menemukan perbedaan diantara keduanya.
§  Meposisikna kepala lebih tinggi dan dalam posisi terlentang.



§  Mempertahankan keadaan tirang baring, ciptakan lingkungan yang tenang.
S:
Keluarga Klien mengatakan tubuh klien masih lemah.
O:
Tekanan darah pada hari kedua pengkajian 140/80 mmHg, N: 76 x/i, RR: 22 x/i, S: 37oC.
A:
Masalah sebagian teratasi.
P :
Ukur vital sign khususnya tekanan darah pada kedua lengan, posisikan kepala lebih tinggi dalam posisi terlentang , pertahankan posisi tidur.


.2.
Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan alat gerak d/d kekuatan otot menurun
.

Mempertahankan, meningkatkan kekuatan otot dan fungsi bagian tubuh yang terkena.
§  Kaji kemampuan otot secara fungsional.

§  Ajarkan klien melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada extremitas.

§  Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan pasien.


§  Tinggikan tangan dan kepala.

§  Mengetahui kekuatan/kelemahan otot

§  Meminimalkan athropi otot dan meningkatkan sirkulasi.


§  Kebutuhan klien dapat terpenuhi.



§  Meningkatkan aliran vena balik dan membantu mencegah terbentuknya udema.
§  Mengkaji kemampuan secara fungsional.
§  Mengajarkan klien melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif.
§  Menganjurkan keluarga berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan pasien.
§  Meninggikan tangan dan kepala pasien.
S:
 Keluarga Klien mengatakan tubuhnya masih lemah.
O:
 Klien hanya tidur baring dan belum bisa melakukan aktifitas aktif.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
 beri health educaation kepada keluarga supaya berperan serta dalam melatih pergerakkan klien dan tinggikan tangan dan kepala dalam posisi terlentang.
3.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan b/d proses menelan tidak efektif d/d tidak selera makan, dibagaian leher klien sakit pada saat menelan
.
Kebutuhan klien terpenuhi.
§  Kaji kebiasaan makan klien.


§  Berikan makanan lunak dalam porsi kecil tapi sering.




§  Beri motivasi klien supaya mau makan.









§  Beri obat sesuai dengan program terapi.
§  Untuk pola kebiasaan makan klien.

§  Dengan makan dalam porsi kecil tapi sering, diharapkan pemasukan makanan boleh secara bertahap.
§  Dengan motivasi diharapkan klien mempunyai semangat untuk makan makanan yang di sediakan.



§  Untuk mempercepat penyembuhan klien.
§  Mengkaji kebiasaan makan klien.

§  Memberikan klien makan diet M1 dalam porsi kecil tapi sering.


§  Memotivasi klien dalam memberikan, berikan dorongan pada klien, berdasarkan hati klien dengan memberikan pujian.
§  Memberikan obat yang telah di pulvis kepada klien sesuai dengan terapi dokter.
S:
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak selera makan, dan masih terasa sakit saat menelan.
O:
Porsi yang di sediakan tidak habis.


A:
Masalah belum teratasi.
P:
Tindakan keperawatan dipertahankan, makanan lunak dalam porsi kecil tapi kecil, beri motivasi dan semangat pada klien, beri obat sesuai dengan program teraphy.
4.
Gangguan komunikasi verbal b/d kerusakan neuro muscular d/d klien terlihat bingung, bicara tidak jelas.

Mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi dengan kriteria: mebuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan.
§  Kaji derajat disfungsi cerebral.








§  Perhatikan dalam komuniksi dan berikan umpan balik.







§  Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana.






§  Katakan secara langsung dengan pasien, bicara perlahan dan dengan tenang.




§  Membantu menentukan derajat kerusakan cerebral yang terjadi dan kesulitan dalam beberapa tahap proses keperawatan.
§  Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk ucapannya dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkannya itu salah.
§  Umpan balik untuk membantu merealisasikan kepada pemberi asuhan keperawatan tidak mengerti.

§  Melakukan penilaian terhadap adanya kerusakan sensorik.

§  Mengkaji derajat disfungsi cerebral.







§  Mempertahan kan komunikasi dan memberikan umpan balik.






§  Meminta pasien untuk mengikuti perintah sederhana.





§  Mengatakan secara langsung dengan pasien, bicara perlahan dan dengan tenang.
S:
 Keluarga Klien mengatakan sudah mulai mau berkomunikasi tapi masih tidak jelas.
O:
Berbicara tidak jelas .

A:
 Masalah sebagian teratasi.
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan, ajak klien berbicara secara perlahan dan tenang, hargai kemampuan klien.
5.
Defisit perawatan diri b/d kerusakan pusat gerak motorik d/d klien terlihat tidak bersih.
.
Kebersihan klien terpenuhi.
§  Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas perawatan diri.



§  Hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien untuk perawatan diri.

§  Pertahankan suport terhadap klien memberi dan tanggapan positif pada setiap usahanya
§  Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam menjaga kebersihan pasien

§  Mengetahui kemampuan klien melakukan aktivitas perawatan diri.



§  Untuk mencegah frustasi dan harga diri klien.


§  Meningkatkan harga diri,  Memandirikan pasien .


§  Kebersihan pasien terpenuhi.
§  Mengkaji kemampuan klien sampai dimana klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri.
§  Memberi aktifitas mudah  untuk dilakukan pasien.


§  Memberi semangat dan dukungan kepada setiap usaha pasien.

§  Menganjurkan keluarga untuk ikut menjaga kebersihan pasien
S:
Keluarga klien mengatakan bahwa klien belum bisa melakukan aktivitas perawatan diri.
O:
Klien tampak lemas dan perawatan diri masih di lakukan oleh perawat atau keluarga.
A:
Masalah  belum teratasi.
P:
Lanjutkan tindakan keperawatan, berikan penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya kebersihan klien.
                                                                                                                       

Tidak ada komentar: