PARTOGRAF
Partograf adalah alat
bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono , 2008).
Tujuan utama dari patograf adalah :
Tujuan utama dari patograf adalah :
1. Mengamati dan mencatat informasi
kemajuan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan
dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
2. Menentukan apakah persalinan
berjalan normal dan mendeteksi dini peralinan lama sehingga bidan dapat membuat
deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
3. Jika digunakan secara tepat dan
konsisten, maka partograf akan menbantu penolong persalinan untuk :
a. mencatat kemajuan persalinan
b. mencatat kondisi ibu dan janinnya
c. mencatat asuhan yang diberikan selama
persalinan dan kelahiran
d. menggunakan informasi yang tercatat
untuk seacara dini mengidentifikasi adanya penyulit
e.
menggunakan
informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu
Partograf
harus digunakan :
·
untuk semua ibu pase aktif kala I persalinan
sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunkan, baik tanpa
apapun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam
memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal
maupun yang disertai dengan penyulit.
·
Selama persalinan dan kelahiran disemua
tempat ( rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll )
·
Secara
rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepala ibu selama
persalinan dan kelahiran ( spesialis obgin, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswa kedokteran )
Penggunaan partograf secara
rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan
tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka.
A.1. Pencatatan selama fase laten persalinan
kala satu persalinan
Kala
satu dalam persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh pembukaan serviks :
a.
Fase Laten : pembukaan servik kurang dari 4
cm.
b.
Fase Aktif : pembukaaan servik dari 4 sampai
10 cm
Selama fase laten
persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini
dapat direkam secaara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada
Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap
kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuahan dan intervenís
harus dicatatkan.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat
secra seksama, yaitu :
·
Denyut jantung janin : setiap ½ jam
·
Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap
½ jam
·
Pembukaan servik : setiap 4 jam
·
Penurunan : setiap 4 jam
·
Nadi : setiap ½ jam
·
Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4
jam
·
Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2
sampai 4 jam
Jika ditemui gejala tanda penyulit, penilaian kondisi ibu
dan bayi, harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila
dalam diagnosa ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan. Jika frekwensi
kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan
kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau
penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika kontraksinya
menjadi teratur dan lebih sering. Jika asuhan dilakukan dirumah, penolong
persalinan boleh meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan
bayinya dalam kondis baik. Pesankan pada ibu dan keluargannya untuk menghubungi
penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekwensi kontraksi. Rujuk ibu
kefasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih dari 8 jam.
A.2.Pencatatan
selama fase aktif persalinan : partograf
informasi tentang ibu:
1.
Nama, umur
2.
Gravid, para, abortus (keguguran)
3.
Nomor catatan medic / no puskesmas
4.
Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika
dirumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
5.
Waktu pecah selaput ketuban
Kondisi janin :
1.
DJJ ( denyut jantung janin)
2.
Warna dan adanya air ketuban
3.
Penyusupan (molase)
Kemajuan persalinan
1.
Pembukaan serviks
2.
Penurunan bagian terbawah janin atau
presentasi janin
3.
Garis waspada dan garis bertindak
Jam dan waktu
1.
Waktu mulainya fase aktif persalinan
2.
Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian
Kontraksi uterus
1.
Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
2.
Lama kontraksi (dalam detik)
Obat-obatan
dan cairan yang diberikan:
1.
Oksitosin
2.
Obat-obatan lailnnya dan cairan IV yang
diberikan.
Kondisi ibu
1.
Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
2.
Urin (volume, aseton atau protein)
Asuhan, pengamatan dan
keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf
atau di catatan kemajuan persalinan).
A.3. Mencatat Temuan Pada
Partograf
a. informasi tentang ibu
Lengkapi
bagian awal ( atas ) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : ’ Jam atau pukul’ pada
partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan.
Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
b. Kondisi janin
Bagan
atas grafik pada partograf adalah untuk mencatatan denyut jantung janin (DJJ).
Air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
1. Denyut jantung janin
Dengan menggunakan metode seperti
yang diuraikan pada bagian pemeriksan fisik dalam bab ini, nilai dan catat
denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin ). Setiap kotak pada bagian ini, menunjuka waktu 30 menit. Skala
angka disebelah kolom paling kiri menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan
tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian
hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan
100. tetapi, penolong sudah harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau diatas
160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan yang tersedia disalah satu dari
kedua sisi partograf.
2. Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali
dilakukanpemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban
pecah. Catat temuan- temuan dalam kotak yang sesuai dibawah lajur DJJ.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
U : Ketuban utuh ( belum pecah )
U : Ketuban utuh ( belum pecah )
J :
Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D :
Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K :
Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering )
Mekonium dalam cairan
ketuban tidak selalu menunjukan adanya gawat janin.
Jika terdapat mekonium,pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda dawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin ( denyut jantung janin < 100 atau < 180 kali permenit ), ibu segera dirujuk kefasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir.
Jika terdapat mekonium,pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda dawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin ( denyut jantung janin < 100 atau < 180 kali permenit ), ibu segera dirujuk kefasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir.
3. Molase ( penyusupan
kepala janin )
Penyusupan adalah indikator penting seberapa
jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keraspanggul ibu. Tulang
kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukan kemungkinan adanya
disproporsi tulang panggul ( CPD). Ketidak mampuan akomodasi akanbenar-benar
terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila
ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau
kondisi janin dan kemajuan persalinan.
Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai
dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang ke fasilitas kesehatan yang
memadai. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusup kepala
janin.Catat temuan di kotak yang sesuai di bawahlajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : tulang – tulang kepala janin terpisah,
sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 : tulang- tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
2 : tulang –tulang kepala janin saling
tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan
3 : tulang – tulang kepala janin tupang
tindih dan tidak dapat dipisahkan
Kemajuan
persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk
pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling
kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Masing-masing angka mempunyai lajur dan
kotak tersendiri. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya pembukaan serviks.
Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan
penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa
jauh penurunan janin. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30
menit.
1.
Pembukaanserviks
Dengan
menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik, nilai dan catat
pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda
penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf
setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan di garis
waktu yang sesuai dengan lajur besarya pembukaan serviks. Beri tanda untuk
temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama masa
fase aktif persalinan digaris waspada. Hubungkan “X” dari setiap pemeriksaan
dengan garis utuh.
Perhatikan:
·
Pilih
angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besarnya
pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil
periksa dalam
·
Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif
persalinan, temuan (pembukaan serviks) dari hasil periksa dalam harus
dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks
(hasil periksa dalam) dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau titik silang
garis dilatasi serviks dan garis waspada.
·
Hubungkan
tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus)
|
2.
Penurunan
bagian terbawah janin
Setap
kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika ditemukan
tanda-tanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan)
yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga
panggul. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti
dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian
terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7 cm. Tulisan
"Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi
yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda 'O' yang ditulis pada
garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepaia
di atas simfisi pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda "O" di garis
angka 4. Hubungkan tanda 'O' dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak
terputus
3.
Garis
waspada dan garis bertindak
Garis
waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana
pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam.
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang
dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya : fase
aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri hipotonik, dll).
Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan,
rnisalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau
puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawat
darurat obstetri. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan
berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan
tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada di
tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
Jam dan
waktu
1. Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan Di bagian bawah
partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi
angka 1-12. Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif
persalinan.
2. Waktu Aktual Saat Pemeriksaan
atau Penilaian Di bawah lajur kotak untuk waktu
mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat
pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan
dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan dengan lajur untuk
pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi
ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan
pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan
ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil periksa dalam
menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X'
di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar
kolom paling kiri dan catat waktu aktual di kotak pada lajur waktu di bawah
lajur pembukaan (kotak ke tiga dari kiri).
Kontraksi
uterus
Di bawah lajur waktu partograf,
terdapat lima kotak dengan tulisan "kontraksi per 10 menit" di
sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap
30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi
dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit
dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka
yang mencerrninkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi . Sebagai contoh
jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan
pengisian pada 3 kotak kontraksi
Obat-Obatan
Dan Cairan Yang Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi
kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin,
obat-obat lainnya dan cairan IV.
obat-obat lainnya dan cairan IV.
1.
Oksitosin
Jika
tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah
unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per
menit.
2.
Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat
semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
dengan kolom waktunya.
Kondisi
Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada
halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang untuk mencatat kondisi
kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
1. Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Angka
di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah
ibu
·
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30
menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit).
Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai
·
Nilai dan catat tekanan darah ibu
setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih seringjika diduga adanya
penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai
·
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu
(lebih sering jika teIjadi peningkatan mendadak atau diduga adanya infeksi)
setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.
2. Volume urin, protein dan aseton
Ukur
dan catat jumlahjproduksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkernih).Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan pemeriksaan
aseton dan protein dalam urin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar