MATERI
I.
Pengertian
PHBS
PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat.
II.
Manfaat
PHBS
·
Terciptanya
sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
·
Meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
·
Citra
sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua.
·
Meningkatkan
citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
·
Menjadi
percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
III.
Langkah-Langkah Pembinaan PHBS
·
Analisis situasi
·
Pembentukan
kelompok kerja
·
Pembuatan
kebijakan PHBS di Sekolah
·
Penyiapan infrastruktur
·
Sosialisasi
penerapan PHBS di sekolah
·
Penerapan PHBS
di sekolah
·
Pemantauan dan
evaluasi
IV. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Pembukaan
|
5 Menit
|
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
|
Penyajian
|
15 Menit
|
Menyampaikan Materi :
1. Pengertian PHBS di Sekolah
2. Manfaat PHBS di Sekolah
3. Langkah-langkah pembinaan PHBS di sekolah
|
Tanya Jawab
|
10 Menit
|
Memberikan kesempatan kepada peserta
penyuluhan (Dokter Kecil) untuk bertanya
|
Penutup
|
5 Menit
|
- Menyimpulkan materi yang telah diberikan
- Mengevaluasi secara lisan
- Memberi salam penutup
|
VI. Alat – Alat Atau Media
-
Poster
-
Leaflet
VII. Evaluasi
Setelah mengikuti penyuluhan, siswa
dan siswi dapat menjawab pertanyaan secara lisan dan mengerti manfaat PHBS bagi
mereka di sekolah.
MATERI
I. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009)
Pengertian perilaku hidup bersih dan
sehat di sekolah (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk
memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Sekolah sehat adalah sekolah
yang mampu menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dan untuk
pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak sekolah melalui berbagai
upaya kesehatan (Sya’roni, RS 2007).
II. Penerapan PHBS di Sekolah
Penerapan PHBS
di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang
sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), yang ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. PHBS
di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan
PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (Dinas Kesehatan
Kota Surabaya, 2009).
Penerapan PHBS di sekolah menurut
Sya’roni. RS (2007), antara lain:
1. Menanamkan nilai-nilai untuk
ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)
2. Menanamkan nilai-nilai untuk
ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa
(ekstrakurikuler)
a.
Kerja bakti dan lomba kebersihan
kelas
b. Aktivitas kader
kesehatan sekolah/ dokter kecil.
c.
Pemeriksaan
kualitas air secara sederhana
d. Pemeliharaan
jamban sekolah
e.
Pemeriksaan
jentik nyamuk di sekolah
f.
Demo/gerakan
cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar
g.
Pembudayaan
olahraga yang teratur dan terukur
h.
Pemeriksaan
rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi
3.
Membimbingan hidup bersih dan sehat
melalui konseling.
4. Kegiatan penyuluhan dan latihan
keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara
lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio atau film, penempatan media poster,
penyebaran leaflet dan membuat majalah dinding.
5. Pemantauan dan evaluasi
a. Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan yang telah
dilaksanakan
b.
Minta pendapat pokja PHBS di sekolah
dan lakukan kajian terhadap masalah yang
ditemukan.
c.
Putuskan apakah
perlu penyesuaian terhadap kebijakan.
III.
Manfaat PHBS di Sekolah
Manfaat PHBS di sekolah diantaranya:
1.
Terciptanya
sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit.
2.
Meningkatnya
semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik
3.
Citra sekolah
sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua (masyarakat)
4.
Meningkatnya
citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
5.
Menjadi
percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
(Suryatiningsih,
2010).
IV.
Indikator PHBS
1. Mencuci tangan
dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Anak sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di
tempat-tempat yang kurang bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup
“ampuh” yang dapat menghindarkan anak dari kuman-kuman penyakit yaitu dengan
kebiasaan mencuci tangan.
Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum
baik. Terlihat dari kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air
atau kobokan untuk membasuh tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat
mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan nyawa
dengan mencegah penyakit (Hasyim, 2009).
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun adalah:
a.
Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
b.
Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit (Depkes RI, 2001).
c.
Mencuci tangan
dengan air yang mengalir hanya dapat menghilangkan kuman 25% dari
tangan, sedangkan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun akan
dapat membersihkan kotoran dan membunuh
kuman hingga 80% dari tangan
(Hasyim, 2009)
Saat
harus mencuci tangan yaitu:
a.
Setiap kali tangan kita kotor
(setelah memegang uang, memegang binatang,
berkebun)
b.
Setelah buang air besar
c.
Sebelum makan dan sebelum memegang
makanan
Manfaat
mencuci tangan diantaranya:
a.
Membunuh kuman penyakit yang ada di
tangan
b. Mencegah penularan penyakit seperti
diare, disentri, kolera, thypus, kecacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung atau
SARS.
c.
Tangan menjadi bersih dan bebas dari
kuman.
Cara
mencuci tangan yang baik
dan benar, yaitu:
a. Cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan memakai sabun
b. Bersihkan telapak, punggung tangan
dan pergelangan tangan lengan, gosok bila perlu
c. Bersihkan juga sela-sela jari dan
lipatan kuku
jari
d. Setelah itu keringkan dengan lap
bersih.
(Depkes RI, 2001)
2. Jajan di kantin
sekolah yang sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan,
dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak
sehat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah
ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25%-50% sampel minuman yang dijual
di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak
terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum
ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan
pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengawet yang mengandung logam berat Boron),
formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B
(pewarna merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning
pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).
Menurut Depkes RI (2001) alasan tidak boleh jajan di sembarang tempat, harus di
kantin sekolah karena:
a. Makanan
dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari
zat-zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus.
b. Makanan yang bergizi akan
meningkatkan kesehatan dan kecerdasan siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi
di sekolah.
c. Tersedianya air bersih yang mengalir
dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan.
d. Tersedianya tempat sampah yang
tertutup dan saluran pembuangan air kotor.
e.
Adanya pengawasan secara teratur
oleh guru, siswa dan komite sekolah.
3.
Membuang sampah
pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang
besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, namun sangat susah untuk diterapkan.
Hasil penelitian
ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawan yang menyebutkan bahwa
kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan
masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi
pun melakukannya (Kartiadi, 2009).
Alasan harus membuang sampah ditempatnya adalah karena
sampah adalah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Selain
kotor, tidak sedap dipandang mata, sampah juga mengundang kuman penyakit. Oleh
karena itu sampah harus dibuang di tempat sampah.
Secara garis besar, Depkes RI (2001) membedakan sampah menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Sampah anorganik atau kering, yang tidak dapat mengalami
pembusukan secara alamiah, contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, atau
botol.
b. Sampah organik atau basah, yang dapat mengalami
pembusukan secara alami, contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran,
rempah-rempah,
atau sisa buah.
c. Sampah berbahaya, contoh: baterai, botol racun nyamuk, atau jarum
suntik bekas.
Akibat
dari membuang sampah sembarangan adalah:
a.
Sampah menjadi tempat berkembang
biak dan sarang serangga dan tikus
b.
Sampah menjadi sumber polusi dan
pencemaran tanah, air dan udara
c. Sampah menjadi sumber dan tempat
hidup kuman-kuman yang membahayakan
kesehatan
d.
Sampah dapat menimbulkan kecelakaan
dan kebakaran
4.
Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah (Gunarsa, S
2001):
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan
terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan
kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk
aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, akan
tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas atau profesi masing-masing. Kebugaran
jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan
dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang
berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).
Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah adalah untuk memelihara kesehatan fisik dan
mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu
juga untuk pertumbuhan dan perkembangan
fisik. Manfaat olahraga antara lain:
a.
Terhindar dari penyakit jantung,
stroke, osteoporosis, kanker, tekanan
darah tinggi,
kencing manis
b.
Berat badan terkendali
c.
Otot lebih lentur dan tulang lebih
kuat
d.
Bentuk tubuh menjadi ideal dan
proporsional
e.
Lebih percaya diri
f.
Lebih bertenaga dan bugar
g.
Keadaan kesehatan menjadi lebih baik
5.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan
dan perkembangan anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi
makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui
pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara
membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia
pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak
yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya
bila ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan
normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain
seusianya.
Alasan siswa perlu ditimbang setiap 6 bulan adalah untuk memantau pertumbuhan berat
badan dan tinggi badan normal siswa agar segera diketahui jika ada siswa yang
mengalami gizi kurang maupun gizi lebih.
Cara untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa yaitu dengan
mencatat hasil penimbangan berat badan
dan tinggi badan tiap siswa di Kartu Menuju Sehat (KMS) anak sekolah maka akan
telihat berat badan atau tinggi
badan naik atau tidak naik (terlihat perkembangannya).
Manfaat penimbangan siswa setiap 6 bulan di sekolah (Depkes, 2001)
antara lain:
a. Untuk mengetahui apakah siswa tumbuh
sehat.
b.
Untuk mengetahui dan mencegah
gangguan pertumbuhan siswa.
c. Untuk mengetahui siswa yang
dicurigai gizi kurang dan gizi lebih, sehingga jika ada
kelainan yang berpengaruh langsung dalam proses belajar
di sekolah, dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
6.
Tidak merokok di sekolah
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen, dan setidaknya
200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak
dini mulai dari tingkat sekolah dasar (Wastuwibowo, 2008).
Alasan tidak boleh merokok di sekolah karena rokok ibarat pabrik bahan kimia.
Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia
berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon
monoksida. Nikotin
menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel
paru-paru dan kanker, sedangkan karbon monoksida menyebabkan berkurangnya kemampuan
darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
7.
Memberantas jentik nyamuk di sekolah
secara rutin (Depkes RI, 2001):
Sekolah menjadi bebas jentik dan warga sekolah serta
masyarakat sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui
nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan kaki gajah.
Memberantas jentik di sekolah adalah kegiatan memeriksa
tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam) apakah bebas dari jentik nyamuk
atau tidak. Kegiatan memberantas jentik nyamuk di sekolah diantaranya:
a.
Lakukan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur, plus menghindari
gigitan nyamuk)
b.
PSN merupakan kegiatan memberantas
telur, jentik,
dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit, seperti demam berdarah, demam
dengue, chikungunya, malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
Tiga (3) M plus
adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN, yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat
penampungan air seperti bak mandi, kolam, tatakan pot kembang
b. Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air, seperti
lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan
c. Mengubur atau menyingkirkan
barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti ban bekas, kaleng bekas,
plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol atau gelas air mineral, plastik kresek).
8.
Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah (Depkes RI,
2001):
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki
setiap masyarakat. Pentingnya buang air bersih di jamban yang bersih adalah untuk menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul karena
sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan
jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan
mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia, yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung), yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis jamban ada dua,
yaitu:
a. Jamban cemplung Jamban yang
penampungannya berupa lubang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/
tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban
cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
b. Jamban tangki septik atau leher angsa
Jamban
berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang
berfungsi sebagai wadah proses penguraian atau dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan
resapannya.
Manfaat yang dapat diperoleh jika menggunakan jamban bersih adalah:
a. Menjaga
lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
b. Tidak
mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak
mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit diare,kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit infeksi saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar