Sabtu, 02 Mei 2015

PENGERTIAN PHBS



MATERI
I.                   Pengertian PHBS
PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
II.                Manfaat PHBS
·         Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
·         Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
·         Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.
·         Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
·         Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
III.             Langkah-Langkah Pembinaan PHBS
·         Analisis situasi
·         Pembentukan kelompok kerja
·         Pembuatan kebijakan PHBS di Sekolah
·         Penyiapan infrastruktur
·         Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah
·         Penerapan PHBS di sekolah
·         Pemantauan dan evaluasi




IV. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Waktu
Kegiatan
Pembukaan
5 Menit
- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
Penyajian
15 Menit
Menyampaikan Materi :
1.      Pengertian PHBS di Sekolah
2.      Manfaat PHBS di Sekolah
3.      Langkah-langkah pembinaan PHBS di sekolah
Tanya Jawab
10 Menit
Memberikan kesempatan kepada peserta penyuluhan (Dokter Kecil) untuk bertanya
Penutup
5 Menit
- Menyimpulkan materi yang telah diberikan
- Mengevaluasi secara lisan
- Memberi salam penutup

VI. Alat – Alat Atau Media
-            Poster
-            Leaflet
VII. Evaluasi
            Setelah mengikuti penyuluhan, siswa dan siswi dapat menjawab pertanyaan secara lisan dan mengerti manfaat PHBS bagi mereka di sekolah.





MATERI


                 I.    Pengertian PHBS
         Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009)
   Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah sehat adalah sekolah yang mampu menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dan untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak sekolah melalui berbagai upaya kesehatan (Sya’roni, RS 2007).
II.       Penerapan PHBS di Sekolah
            Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2009).
            Penerapan PHBS di sekolah menurut Sya’roni. RS (2007), antara lain:
1.      Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler)
2.      Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstrakurikuler)
a.    Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas
b.   Aktivitas kader kesehatan sekolah/ dokter kecil.
c.    Pemeriksaan kualitas air secara sederhana
d.   Pemeliharaan jamban sekolah
e.    Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah
f.     Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar
g.    Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur
h.    Pemeriksaan rutin kebersihan: kuku, rambut, telinga, gigi
3.    Membimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
4.    Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio atau film, penempatan media poster, penyebaran leaflet dan membuat majalah dinding.
5.    Pemantauan dan evaluasi
a.    Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan yang           telah dilaksanakan
b.   Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah             yang ditemukan.
c.    Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.
III.        Manfaat PHBS di Sekolah
Manfaat PHBS di sekolah diantaranya:
1.    Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan                masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan            ancaman penyakit.
2.    Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada             prestasi belajar peserta didik
3.    Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga              mampu menarik minat orang tua (masyarakat)
4.    Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
5.    Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
           (Suryatiningsih, 2010).
IV.      Indikator PHBS
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Anak sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di tempat-tempat yang kurang bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat menghindarkan anak dari kuman-kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan.
Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum baik. Terlihat dari kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk membasuh tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan nyawa dengan mencegah penyakit (Hasyim, 2009).
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah:
a.    Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab             penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
b.    Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa             menimbulkan penyakit (Depkes RI, 2001).
c.    Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat menghilangkan kuman           25% dari tangan, sedangkan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir           dan sabun akan dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga           80% dari tangan (Hasyim, 2009)
          Saat harus mencuci tangan yaitu:
a.    Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang                  binatang, berkebun)
b.    Setelah buang air besar
c.    Sebelum makan dan sebelum memegang makanan
Manfaat mencuci tangan diantaranya:
a.    Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
b.   Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, thypus,           kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung           atau SARS.
c.    Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Cara mencuci tangan yang baik dan benar, yaitu:
a.    Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
b.    Bersihkan telapak, punggung tangan dan pergelangan tangan lengan, gosok bila       perlu
c.    Bersihkan juga sela-sela jari dan lipatan kuku jari
d.    Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
(Depkes RI, 2001)
2.    Jajan di kantin sekolah yang sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25%-50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengawet yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).
Menurut Depkes RI (2001) alasan tidak boleh jajan di sembarang tempat, harus di kantin sekolah karena:
a. Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari serangga dan tikus.
b.    Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan kecerdasan siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi di sekolah.
c.    Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan dan peralatan makan.
d.    Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air kotor.
e.    Adanya pengawasan secara teratur oleh guru, siswa dan komite sekolah.
3.     Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, namun sangat susah untuk diterapkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawan yang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009).
Alasan harus membuang sampah ditempatnya adalah karena sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam. Selain kotor, tidak sedap dipandang mata, sampah juga mengundang kuman penyakit. Oleh karena itu sampah harus dibuang di tempat sampah.
Secara garis besar, Depkes RI (2001) membedakan sampah menjadi tiga jenis, yaitu:
a.    Sampah anorganik atau kering, yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alamiah, contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, atau botol.
b.    Sampah organik atau basah, yang dapat mengalami pembusukan secara alami, contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah, atau sisa buah.
c.    Sampah berbahaya, contoh: baterai, botol racun nyamuk, atau jarum suntik bekas.
Akibat dari membuang sampah sembarangan adalah:
a.    Sampah menjadi tempat berkembang biak dan sarang serangga dan tikus
b.    Sampah menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara
c.   Sampah menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang              membahayakan kesehatan
d.    Sampah dapat menimbulkan kecelakaan dan kebakaran
4.         Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah (Gunarsa, S 2001):
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
 Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas atau profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).
Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah adalah untuk memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu juga untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik. Manfaat olahraga antara lain:
a.         Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah            tinggi, kencing manis
b.        Berat badan terkendali
c.         Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
d.        Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
e.         Lebih percaya diri
f.          Lebih bertenaga dan bugar
g.         Keadaan kesehatan menjadi lebih baik
5.        Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain seusianya.
Alasan siswa perlu ditimbang setiap 6 bulan adalah untuk memantau pertumbuhan berat badan dan tinggi badan normal siswa agar segera diketahui jika ada siswa yang mengalami gizi kurang maupun gizi lebih.
Cara untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa yaitu dengan mencatat hasil penimbangan berat badan dan tinggi badan tiap siswa di Kartu Menuju Sehat (KMS) anak sekolah maka akan telihat berat badan atau tinggi badan naik atau tidak naik (terlihat perkembangannya).
Manfaat penimbangan siswa setiap 6 bulan di sekolah (Depkes, 2001) antara lain:
a.         Untuk mengetahui apakah siswa tumbuh sehat.
b.        Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan       siswa.
c.        Untuk mengetahui siswa yang dicurigai gizi kurang dan gizi lebih,        sehingga jika ada kelainan yang berpengaruh langsung dalam proses        belajar di sekolah, dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
6.        Tidak merokok di sekolah
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar (Wastuwibowo, 2008).
Alasan tidak boleh merokok di sekolah karena rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker, sedangkan karbon monoksida menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
7.        Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin (Depkes RI, 2001):
Sekolah menjadi bebas jentik dan warga sekolah serta masyarakat sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan kaki gajah.
Memberantas jentik di sekolah adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam) apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak. Kegiatan memberantas jentik nyamuk di sekolah diantaranya:
a.         Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk)
b.        PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit, seperti demam berdarah, demam dengue, chikungunya, malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.
Tiga (3) M plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN, yaitu:
                                                    a.   Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, kolam, tatakan pot kembang
                                                    b.    Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan
                                                    c.   Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol atau gelas air mineral, plastik kresek).
                                        8.             Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah (Depkes RI, 2001):
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat. Pentingnya buang air bersih di jamban yang bersih adalah untuk menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul karena sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia, yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung), yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis jamban ada dua, yaitu:
a.    Jamban cemplung Jamban yang penampungannya berupa lubang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/ tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
b.    Jamban tangki septik atau leher angsa
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian atau dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
Manfaat yang dapat diperoleh jika menggunakan jamban bersih adalah:
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
b.  Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c.  Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat   menjadi penular penyakit diare,kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.

Tidak ada komentar: