Sabtu, 02 Mei 2015

PENGERTIAN SAMPAH




PEMBAHASAN MATERI



I.            Pengertian
Sampah adalah suatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda yang sudah tidak digunakan lagi dalam kegiatan manusia.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.

  II.       Jenis-jenis sampah
1.      Sampah padat, Sampah padat dibagi menjadi 3 jenis:
a.       Berdasarkan zat kimia.
b.      Berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
c.       Berdasarkan karakteristik sampah
  1. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah hitam: Sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.  Limbah rumah tangga: Sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
  1. Sampah dalam bentuk gas
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

III.  Sumber-sumber Sampah
1. Dari pemukiman seperti: Sisa-sisa makanan, bebas pembungkus, kertas dan plastik.
2. Dari tempat-tempat umum seperti: Pasar, terminal, berupa: Kertas, botol, plastik.
3. Dari perkantoran, berupa: Kertas, karbon, klip, dan plastik.
4. Dari jalan raya: Dedaunan, sobekan ban, onderdil kendaraan.
5. Dari industri: Sampah dari pengepakan barang, logam, kardus.
6. Dari pertanian/ perkebunan: Jerami, sisa sayur mayur.
7. Dari pertambangan: Bebatuan, pasir.
8. Dari peternakan/ perikanan: Kotoran ternak, sisa makanan, bangkai binatang.

IV.             Pengaruh Sampah bagi Kesehatan dan Lingkungan
a.       Dampak Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah dan lokasi yang kurang memadai/ pembuangan sampah yang kurang terkontrol merupakan tempat yang sangat cocok bagi organisme-organisme dan menarik bagi lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah:
·         Penyakit kolera,  diare dan tifus. Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri yang berasal dari sampah yang dikelola kurang tepat, media penyebarannya melalui minuman dan makanan yang dihinggapi lalat. Penyakit demam berdarahpun (haemorhagic fever) dapat juga berkembang dengan pesat di daerah ini.
·          Penyakit jamur kulit (gatal-gatal) ironisnya gatal-gatal yang berkepanjangan dapat menyebabkan kulit iritasi, bengkak dan terkelupas.
·         Penyakit cacingan dan cacing hati penyebaran penyakit ini melalui rantai makanan medianya binatang ternak. Cacing masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melauli sisa makanan/ sampah yang dimakanannya. Cara memasaknya daging yang kurang sempurna dapat menyebabkan cacing menjalar ke manusia, menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya yaitu: Cacingan (buang air besar ada cacingnya) dan cacing hati (lever) kebiasaan yang tidak terpuji dilakukan para pemilik (penggembala) ternak adalah dengan membiarkan menggembala ternak di TPA (tempat pembuangan sampah).
·         Sampah beracun sampah yang dibuang sembarangan misal ke sungai oleh industri-industri penghasil baterai dan akumulator (aki) dapat menghasilkan raksa (Hg), mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi (Hg) dapat mengakibatkan orang meninggal dunia, kejadian tersebut pernah terjadi di Jepang beberapa tahun silam.
b.      Dampak terhadap lingkungan
Rembesan cairan sampah yang masuk ke dalam sungai atau drainase dapat mencemari air, dampaknya mengakibatkan berbagai organisme termasuk ikan didalamnya bisa mati sehingga beberapa spesies akan hilang, hal tersebut mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan, hasil penguraian sampah yang di buang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau sedap (maaf bau busuk), gas ini dalam konsentrasi tinggi bisa memicu terjadinya suatu ledakan.
V.                Cara Pengelolaan Sampah
Proses pengolahan sampah warga Gunung Batu kurang lebih sebagai barikut:
Ø  Pengumpulan Sampah Warga
Sampah warga dikumpulkan dari rumah ke rumah yang seluruhnya terdiri dari 2 RT. Sampah ini dikumpulkan oleh petugas yang khusus setiap 2 hari sekali dengan menggunakan gerobak sampah. Sampah-sampah ini dikumpulkan di tempat penampungan sementara. Petugas yang terdiri dari dua orang bekerja dari pagi sampai menjelang sholat dhuhur.
Ø  Sortasi Sampah / Pemisahan Sampah
Di tempat penampungan sampah, sampah-sampah ini disortasi. Ada dua petugas lagi yang bekerja untuk melakukan sortasi sampah ini. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang dikumpulkan dan dibersihkan dari sampah yang lain. Sampah-sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang juga dipisahkan tersendiri. Sedangkan sampah organik yang tidak bisa didaur ulang dipisahkan untuk diolah menjadi kompos. Ada beberapa sampah organik yang tidak ikut dikomposkan, yaitu: kayu, bambu, tulang, dan tanduk. Sampah-sampah ini bisa dikomposkan tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga tidak sesuai jika dicampurkan dengan sampah organik yang lain. Selain itu jumlah sampah ini tidak terlalu banyak.
Sortasi sampah merupakan bagian yang cukup rumit. Banyak makan waktu dan tenaga. disarankan pada para pengelola untuk mulai mengajak warga memisahkan sampah organik dan non organik sejak dari rumah-rumah. Hal ini perlu penyadaran yang terus menerus, mungkin perlu waktu lama tetapi harus dimulai sejak dari sekarang. Mungkin sebagai perangsang bisa dengan memberikan reward bagi warga yang mau memisahkan sampahnya. Rewardnya tidak perlu mahal-mahal, misalnya warga yang mau memisahkan sampahnya diberi hadiah tanaman hias atau tanaman-tanaman yang lain.



Ø  Pengomposan
Sampah-sampah organik yang tidak bisa didaur ulang diolah menjadi kompos dengan menggunakan aktivator PROMI. Sebelumnya mereka pernah mencoba menggunakan aktivator-aktivator lain yang banyak dijual di toko pertanian. Namun, karena prosesnya agak ‘ribet’ dan membutuhkan banyak bahan tambahan, seperti: gula, kapur, pupuk kandang, dll mereka lebih memilih PROMI. PROMI tidak membutuhkan bahan tambahan, tidak memerlukan pencacahan, dan tanpa pembalikan. Hanya saja PROMI belum tersedia di pasaran luas, sehingga mereka harus membelinya di laboratorium saya. Untungnya tempatnya dekat jadi tidak terlalu menjadi masalah bagi mereka.
VI.            Manajemen Pengelolaan Kompos
Untuk mengelola sampah ini warga mengadakan musyawarah. Pengelolaan sampah dilakukan oleh kelompok kecil. Pengelola ini diketuai oleh Pak RW, seorang bendahara dan beberapa pekerja (saat ini berjumlah 4 orang). Warga ditarik iuran per rumah. Besarnya iuran bermacam-macam, ada yang Rp. 3000, ada yang Rp. 5000, ada yang Rp. 10000, tetapi ada juga yang tidak membayar karena memang tidak mampu. Uang hasil iuran ini digunakan untuk membayar petugas pengelola, khususnya pekerja. Pekerja diambil dari warga setempat yang masih mengganggur. Jadi secara tidak langsung pengelolaan sampah ini juga membuka lapangan kerja bagi warga yang belum bekerja.



Tidak ada komentar: