Senin, 03 November 2014

Teknik Menyusui dengan benar



Teknik Menyusui
Macam-macam Teknik  Menyusui
Ada beberapa macam teknik menyusui, antara lain :
1.      Pelekatan
Istilah pelekatan digunakan untuk menyebut cara bayi menahan puting dalam mulutnya. Langkah ini sangat penting dalam menyusui. Ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai tanda pelekatan yang baik, yaitu :
a.       Bibir bagian bawah bayi tampak dower.
b.      Dagunya menempel pada payudara ibu.
c.       Hidungnya hampir menempel pada payudara ibu.
d.     Ibu tidak dapat mendengar (bunyi mendegut-degut) pada saat bayi menelan ASI (Baskoro, Anton, 2008).
Ada lima penyebab utama pelekatan yang kurang baik :
a.       Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.
b.      Pemakaian baju yang berlebihan seperti pakaian yang tebal.
c.       Bayi belum ingin menyusui.
d.      Penyakit, baik pada ibu maupun bayi.
e.       Tidak cukup privasi.
f.        Pelekatan yang kurang tepat, misalnya mulut bawah berlipat ke bawah, mulut mencucu, dagu jatuh dari payudara.
Adapun langkah - langkah  untuk memastikan  pelekatan yang benar adalah :
a.       Peganglah payudara ibu dengan tangan seperti huruf C.
b.      Jauhkan jari jari ibu dari areola sehingga bayi dapat memperoleh akses sepenuhnya  pada areola.
c.       Sentuhkan puting ibu ke bibir bawah  bayi sampai bayi menoleh ke arah ibu.
d.      Tunggulah sampai bayi membuka mulut lebar – lebar, lalu tarik bayi untuk mendekat  ke papilla mamae ibu.
e.       Janganlah mencondongkan  tubuh ke arah bayi, karena ia bisa langsung  menutup mulutnya.
f.       Pastikan bahwa sebagian besar areola  berada dalam mulut bayi. Jika perlu, tahan payudara  dengan tangan.
g.      Jika payudara menutupi hidung  bayi ketika menyusui, dengan lembut tariklah  bayi lebih dekat  atau putarlah bayi agar sedikit menghadap keluar (Ramaiah Savitri, 2006).






                               Gambar 2.1. Perlekatan benar






                                 Gambar 2.2. Perlekatan salah
2.      Posisi
Posisi menyusui menjadi salah satu faktor pendukung perlekatan yang baik, sentuhan papilla ke bibir bayi akan mendorongnya membuka mulut lebar-lebar dimana ada dua cara yaitu  menyentuhkan papilla pada bibir bawah atau pada bibir atas bayi. Kedua cara ini dapat dipilih oleh ibu pada saat menyusui bayinya karena seorang bayi memiliki responsif berbeda antara bibir atas dan bibir bawah (Baskoro, Anton : 2008).
Ada beberapa posisi menyusui  yang benar, yang dapat dilakukan ibu saat menyusukan bayinya :
a.       Posisi menyusui sambil rebahan yang benar,  Ibu dapat mengambil posisi, punggung ibu bersandar dengan kaki diangkat dan diluruskan kedepan sejajar dengan bokong, atau kebawah, tetapi harus  diberi penyangga (jangan menggantung). Bayi tidur dipangkuan ibu dengan dialasi bantal  sehingga posisi perut ibu bersentuhan  atau berhadapan dengan perut bayi, leher bayi harus dalam posisi  tidak terpelintir. Sebaiknya ibu berhati hati karena pada saat  menyusui, bayi tidak dalam keadaan terlentang atau dibedung, pastikan pada saat menyusui, areola mamae kedalam mulutnya, sehingga  puting susu sampai daerah areola mamae kedalam daerah  di belakang puting susu dimana daerah ini merupakan kantong penyimpanan ASI.





b.      Posisi tidur miring  disebut juga dengan posisi dekapan miring, paling cocok untuk menyusui pada malam hari dan setelah persalinan dengan caesaria, ibu dapat menggunakan  bantal untuk mengganjal  punggungnya, dan menopang kepala bayi  dengan tangan. Posisi perut bayi dan perut ibu sama dengan posisi duduk. Siku bayi harus lurus sejajar dengan telinga bayi, bila ditarik  garis lurus (Sri Purwanti, Hubirtin, 2004). Ibu dianjurkan bersandar sedikit sehingga  akan lebih  memudahkan  bayi untuk mencapai  mamae (Ramaiah, Savitri, 2006). Ibu dapat mengunakan kombinasi gendongan tergantung mana yang paling nyaman bagi ibu haruslah memastikan bahwa aliran ASI cukup.


         

                  Gambar 2.4. Posisi menyusui dengan berbaring miring
            Gambar 2.5 Menyusui dengan gendongan ASI penuh

c.       Menggendong  dengan topangan menyilang
Posisi diatas disebut  juga dengan gandengan  transisi, gendongan seberang atau gendongan menyilang dan idealnya untuk  memantapkan  menyusui setelah  kehamilan pertama  atau segera setelah persalinan  karena memungkinkan ibu memiliki  kendali yang lebih besar terhadap bayi  dan payudaranya. Posisi  gendongan ini dilakukan ibu dengan cara  mendukung  kepala, leher, dan bahu bayi dengan tangan berlawanan artinya sambil menyusui payudara kanan ibu menahan bayi  dengan tangan kiri dan sebaliknya.
Gambar 2.6. Gendongan dengan topangan menyilang

d.      Gendongan Football
Posisi ini  disebut juga dengan posisi  menjepit bola, posisi ini ideal digunakan untuk ibu  dengan pertolongan persalinan seksio caesaria (SC) agar bayi tidak berkontak dengan bekas operasi. Selain itu cara ini juga ideal digunakan  pada wanita yang memiliki   payudara  besar karena memberikan  lebih banyak ruang bagi bayi  untuk bernafas dan digunakan  pada bayi prematur. Untuk melakukan gendongan ini ibu perlu menahan bayi dengan tangan kanan ketika menyusui  dengan payudara kanan dan sebaliknya pegang kepala  bayi dengan telapak tangan serta tempatkan tubuh dan kaki bayi akan tergantung di belakang  pastikan kepala bayi  lebih tinggi dari  pinggul sehingga memudahkan  bayi menelan dengan mudah.





Gambar 2.7 Menyusui dengan gendongan football




Gambar 2.8. Menyusui dengan gendongan football sambil berbaring pada salah satu sisi





Gambar 2.9.Menyusui bayi kembar dengan gendongan football
e.       Gendongan Biasa
Posisi diatas lebih cocok pada bayi  besar dan menyusui  di tempat yang ramai. Pada  posisi  ini ibu meletakkan perut bayi pada perut ibu  dimana ibu menggendong  bayi dengan tangan kanan  ketika menyusui  payudara kanan dan sebaliknya. Pegang kepala bayi pada lekukan tangan  dan  punggungnya  dengan tangan ibu, letakkan satu tangan  bayi diatas mamae dan satunya  dibawah mamae, pastikan telinga, bahu dan  pinggul bayi pada satu garis lurus serta kaki  bayi tergantung  pada perut atau paha ibu (Ramaiah, Savitri, 2006).





Gambar 2.10
Posisi menyusui dengan gendongan biasa sambil duduk yang benar

3. Menyendawakan Bayi
            Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setela menyusui. Cara menyendawakan bayi :
  • Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlaan-lahan.
  • Dengan cara menelungkup bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa









Tidak ada komentar: