Teknik Menyusui
Macam-macam
Teknik Menyusui
Ada beberapa macam
teknik menyusui, antara lain :
1. Pelekatan
Istilah pelekatan digunakan untuk
menyebut cara bayi menahan puting dalam mulutnya. Langkah ini sangat penting
dalam menyusui. Ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai tanda pelekatan
yang baik, yaitu :
a.
Bibir bagian bawah bayi
tampak dower.
b.
Dagunya menempel pada
payudara ibu.
c.
Hidungnya hampir menempel
pada payudara ibu.
d. Ibu tidak dapat mendengar (bunyi mendegut-degut)
pada saat bayi menelan ASI (Baskoro, Anton, 2008).
Ada lima penyebab utama pelekatan yang kurang baik :
a. Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.
b. Pemakaian baju yang berlebihan seperti pakaian yang tebal.
c. Bayi belum ingin menyusui.
d. Penyakit, baik pada ibu maupun bayi.
e. Tidak cukup privasi.
f.
Pelekatan yang kurang tepat, misalnya mulut bawah berlipat
ke bawah, mulut mencucu, dagu jatuh dari payudara.
Adapun langkah - langkah untuk memastikan
pelekatan yang benar adalah :
a.
Peganglah payudara ibu dengan
tangan seperti huruf C.
b.
Jauhkan jari jari ibu dari areola
sehingga bayi dapat memperoleh akses sepenuhnya pada areola.
c.
Sentuhkan puting ibu ke bibir
bawah bayi sampai bayi menoleh ke arah ibu.
d.
Tunggulah sampai bayi membuka
mulut lebar – lebar, lalu tarik bayi untuk mendekat ke papilla mamae ibu.
e.
Janganlah mencondongkan
tubuh ke arah bayi, karena ia bisa langsung menutup mulutnya.
f.
Pastikan
bahwa sebagian besar areola berada dalam mulut bayi. Jika perlu, tahan
payudara dengan tangan.
g. Jika payudara menutupi hidung bayi
ketika menyusui, dengan lembut tariklah bayi lebih dekat atau
putarlah bayi agar sedikit menghadap keluar (Ramaiah Savitri, 2006).
Gambar 2.2. Perlekatan salah
2. Posisi
Posisi menyusui menjadi salah satu
faktor pendukung perlekatan yang baik, sentuhan papilla ke bibir bayi akan
mendorongnya membuka mulut lebar-lebar dimana ada dua cara yaitu
menyentuhkan papilla pada bibir bawah atau pada bibir atas bayi. Kedua cara ini
dapat dipilih oleh ibu pada saat menyusui bayinya karena seorang bayi memiliki
responsif berbeda antara bibir atas dan bibir bawah (Baskoro, Anton : 2008).
Ada beberapa posisi menyusui yang
benar, yang dapat dilakukan ibu saat menyusukan bayinya :
a. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar, Ibu dapat mengambil posisi, punggung ibu
bersandar dengan kaki diangkat dan diluruskan kedepan sejajar dengan bokong,
atau kebawah, tetapi harus diberi penyangga (jangan menggantung). Bayi
tidur dipangkuan ibu dengan dialasi bantal sehingga posisi perut ibu
bersentuhan atau berhadapan dengan perut bayi, leher bayi harus dalam
posisi tidak terpelintir. Sebaiknya ibu berhati hati karena pada
saat menyusui, bayi tidak dalam keadaan terlentang atau dibedung,
pastikan pada saat menyusui, areola mamae kedalam mulutnya, sehingga
puting susu sampai daerah areola mamae kedalam daerah di belakang puting
susu dimana daerah ini merupakan kantong penyimpanan ASI.
b.
Posisi tidur miring disebut
juga dengan posisi dekapan miring, paling cocok untuk menyusui pada malam hari
dan setelah persalinan dengan caesaria, ibu dapat menggunakan bantal
untuk mengganjal punggungnya, dan menopang kepala bayi dengan
tangan. Posisi perut bayi dan perut ibu sama dengan posisi duduk. Siku bayi
harus lurus sejajar dengan telinga bayi, bila ditarik garis lurus (Sri
Purwanti, Hubirtin, 2004). Ibu dianjurkan bersandar sedikit sehingga akan
lebih memudahkan bayi untuk mencapai mamae (Ramaiah, Savitri,
2006). Ibu dapat mengunakan kombinasi gendongan tergantung mana yang paling
nyaman bagi ibu haruslah memastikan bahwa aliran ASI cukup.
Gambar 2.4. Posisi menyusui dengan
berbaring miring
Gambar 2.5 Menyusui dengan gendongan
ASI penuh
c. Menggendong dengan topangan menyilang
Posisi diatas disebut juga dengan gandengan
transisi, gendongan seberang atau gendongan menyilang dan idealnya untuk
memantapkan menyusui setelah kehamilan pertama atau segera
setelah persalinan karena memungkinkan ibu memiliki kendali yang
lebih besar terhadap bayi dan payudaranya. Posisi gendongan ini
dilakukan ibu dengan cara mendukung kepala, leher, dan bahu bayi
dengan tangan berlawanan artinya sambil menyusui payudara kanan ibu menahan
bayi dengan tangan kiri dan sebaliknya.
Gambar
2.6. Gendongan dengan topangan menyilang
d. Gendongan Football
Posisi ini disebut juga dengan posisi menjepit
bola, posisi ini ideal digunakan untuk ibu dengan pertolongan persalinan
seksio caesaria (SC) agar bayi tidak berkontak dengan bekas operasi. Selain itu
cara ini juga ideal digunakan pada wanita yang memiliki
payudara besar karena memberikan lebih banyak ruang bagi bayi
untuk bernafas dan digunakan pada bayi prematur. Untuk melakukan
gendongan ini ibu perlu menahan bayi dengan tangan kanan ketika menyusui
dengan payudara kanan dan sebaliknya pegang kepala bayi dengan telapak
tangan serta tempatkan tubuh dan kaki bayi akan tergantung di belakang
pastikan kepala bayi lebih tinggi dari pinggul sehingga
memudahkan bayi menelan dengan mudah.
Gambar
2.7 Menyusui dengan gendongan football
Gambar 2.8. Menyusui dengan
gendongan football sambil berbaring pada salah satu sisi
Gambar 2.9.Menyusui bayi
kembar dengan gendongan football
e. Gendongan Biasa
Posisi diatas lebih cocok pada
bayi besar dan menyusui di tempat yang ramai. Pada
posisi ini ibu meletakkan perut bayi pada perut ibu dimana ibu
menggendong bayi dengan tangan kanan ketika menyusui payudara
kanan dan sebaliknya. Pegang kepala bayi pada lekukan tangan dan
punggungnya dengan tangan ibu, letakkan satu tangan bayi diatas
mamae dan satunya dibawah mamae, pastikan telinga, bahu dan pinggul
bayi pada satu garis lurus serta kaki bayi tergantung pada perut
atau paha ibu (Ramaiah, Savitri, 2006).
Gambar 2.10
Posisi menyusui dengan
gendongan biasa sambil duduk yang benar
3. Menyendawakan Bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setela menyusui. Cara
menyendawakan bayi :
- Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlaan-lahan.
- Dengan cara menelungkup bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar